WAKTU itu durasi yang begitu mahal. Lebih mahal dari apa pun.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Demi masa! Sesungguhnya manusia dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh, saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.” (QS. Al-Ashr: 1-3)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dua nikmat yang banyak manusia lalai darinya: nikmat sehat dan waktu luang.” (HR. Bukhari, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menasihati seorang laki-laki, “Jagalah lima kesempatan sebelum lima keadaan. Mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, cukupmu sebelum kurangmu, longgarmu sebelum sempitmu, dan hidupmu sebelum matimu. (HR. Al-Hakim)
**
Uang yang hilang bisa dicari lagi. Berapa pun nilainya. Tapi, waktu ‘sedetik’ yang terlewat, tak mungkin bisa dicari dan dikejar.
Jangan melihat peluang saat muda ketika sudah tua. Jangan melihat peluang saat kaya ketika sudah jatuh miskin. Jangan melihat peluang saat sehat ketika sudah sakit. Dan jangan melihat saat hidup ketika menjelang mati. Karena yang terlewat tak mungkin terulang lagi.
Segeralah isi waktu dengan amal soleh. Jangan tunda shalat setelah azan usai berkumandang. Jangan tunda infak dan sedekah saat rezeki datang. Dan lainnya.
Karena waktu dan kesempatan yang terlewat tak mungkin bisa diulang lagi. [Mh]