ChanelMuslim.com- Puasa itu artinya menahan nafsu. Sayangnya, kadang di awal dan akhir Ramadan justru seperti tidak ada yang ditahan.
Banyak hikmah dan pelajaran yang bisa dipetik dari ibadah puasa. Salah satunya adalah berlatih menahan nafsu.
Imam Al-Ghazali mengumpamakan nafsu seperti anak kecil. Jika dilarang ia akan terus merengek untuk dituruti. Tapi jika dituruti, apa pun akan diminta.
Perumpamaan lain adalah seperti kuda liar yang ingin dijadikan tunggangan. Tak ada kuda liar yang bisa langsung mau ditunggangi. Ia harus dilatih, dibiasakan, dan tetap di bawah kendali tuannya.
Allah subhanahu wata’ala menjelaskan tentang nafsu. Hal tersebut di antaranya di Surah Yusuf ayat 53.
“(Yusuf berkata) Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku…”
Syariat puasa Ramadan adalah salah satu untuk melatih nafsu agar bisa dikendalikan dengan baik. Misalnya, kenapa tidak boleh makan dan minum di siang hari, tidak boleh berhubungan suami istri, mampu menahan marah, dan seterusnya.
Puasa memberikan pelajaran: kalau terhadap yang halal saja kita mampu menahan diri, tentu akan lebih mampu lagi terhadap yang haram.
Menariknya, di sinilah masalah yang kerap terlalaikan. Yaitu, justru terhadap yang halal itulah nafsu bisa terlampiaskan seolah tanpa beban. Padahal, setan sering bermain-main pada yang mubah untuk bisa menembus kepada yang haram.
Pada hari-hari pertama Ramadan, sebegitu banyak orang yang rela mengentre untuk belanja keperluan makan dan minum. Seolah-olah, tak ada lagi makanan dan minuman yang akan dijual orang esok hari.
Begitu pun ketika Ramadan memasuki hari-hari terakhir. Begitu banyak orang yang antre belanja untuk merayakan “perginya” bulan Ramadan dengan busana serba baru.
Boleh-boleh saja menyiapkan cadangan kebutuhan pokok untuk sahur dan berbuka. Tapi, rasanya tak perlu harus berlimpah.
Boleh-boleh saja menyiapkan busana yang baik untuk dipakai bersilaturahim ke sanak kerabat. Tapi, rasanya tak perlu juga harus begitu banyak, hingga satu tahun kedepan masih ada yang belum terpakai.
Inilah bulan puasa. Bulan di mana nafsu berada dalam kendali takwa. Bukan dalam pelampiasan samar atas nama kebutuhan puasa. [Mh]