ILMU itu cahaya. Carilah cahaya agar jalan hidup kita selamat.
Ada yang menarik di masa Imam Malik rahimahullah. Khalifah saat itu ingin sekali Imam Malik mengajar secara khusus di istana untuk keluarga Khalifah.
Saat itu masa Kekhalifahan Abasiyah. Khalifahnya bernama Harun Ar-Rasyid. Ia termasuk salah seorang khalifah yang bijaksana.
Imam Malik begitu tertegun dengan permintaan Khalifah yang disampaikan lewat utusannya. Tentu beliau tidak ingin datang ke istana sementara jamaah taklimnya yang ribuan orang ditinggal begitu saja.
Sebagai ilustrasi, para penuntut ilmu begitu antusias bisa datang langsung mengikuti kajian Imam Malik sejak jam 2 pagi. Padahal, kajian dilakukan selepas shalat Subuh berjamaah. Bahkan, sebagian besar lagi sudah tiba sejak shalat Isya berjamaah di hari sebelumnya.
Keberatan Imam Malik akhirnya diterima dengan bijaksana oleh Khalifah Harun Ar-Rasyid. Beliau bersama anak-anaknya memaksakan diri untuk ikut taklim bersama dengan ribuan orang lainnya.
Imam Malik mengatakan saat itu, “Wahai Khalifah, Hadis merupakan ilmu yang dihormati dan dijunjung tinggi leluhur Anda. Bila Anda tidak menghormatinya, maka tak ada orang yang akan menghormati Anda.
“Manusialah yang mencari ilmu, sementara ilmu tidak akan mencari manusia.” (Al-Ilmu yu’ta ilaihi walaa ya’ti li ahadin)
**
Para salafus soleh yang mulia selalu mengejar ilmu dengan sungguh-sungguh. Mereka jual aset berharga yang mereka punya untuk biaya menuntut ilmu. Dan, mereka siap menempuh perjalanan sangat jauh demi menemui ilmu dari lisan para guru.
Bahkan, seorang Khalifah pun bisa rela duduk lesehan bercampur dengan para jamaah yang orang biasa.
Ibarat seperti emas, ilmu itu akan dihargai oleh mereka yang tahu nilai emas. Sementara yang tidak tahu emas, akan menyia-nyiakannya begitu saja. Seperti bebek yang akan membuang kotoran di emas mana saja. [Mh]