HARAPAN selalu ada. Kalau tidak terwujud di hari ini, ada hari esok. Meskipun tidak ada jaminan, tapi harapan itu sendiri sudah menjadi anugerah yang mahal.
Ketika terbangun dari tidur, ada doa yang biasa diucapkan. Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepadaNya kami akan dibangkitkan.
Pujian kepada Allah adalah kata pertama yang diucapkan. Hal ini menunjukkan bahwa terbangun dari tidur itu nikmat. Dan tentu saja, tidurnya pun juga nikmat.
Dalam doa itu pula, Allah menyebut tidur dengan kata kematian. Dan bangun dari tidur sebagai kehidupan.
Hal ini karena orang tidur tak ubahnya seperti orang mati. Seluruh kesadarannya terhenti. Bedanya dengan mati, tidur hanya kematian untuk beberapa jam.
Ucapan syukur ‘alhamdulillah’ ketika bangun tidur juga menunjukkan harapan. Karena siapa pun akan mengawali harinya dari bangun tidur.
Harapan saat bangun tidur itulah yang menjadikan diri memiliki energi baru. Energi untuk bergerak. Energi untuk bekerja. Energi untuk siap menghadapi segala tantangan hari itu.
Jika tidak ada rasa syukur di awal hari itu, harapan seperti samar. Atau bahkan gelap sama sekali. Kalau tanpa harapan di awal hari, bagaimana mungkin ada energi untuk bergerak, bekerja, dan lainnya.
Rasa syukur juga menunjukkan doa. Karena Allah subhanahu wata’ala mengajarkan bahwa jika bersyukur akan ada tambahan nikmat.
Kita tidak tahu tambahan nikmat apa yang akan diterima. Apakah seperti yang kita harapkan atau mungkin lebih dari itu.
Di sinilah kenapa orang beriman selalu memiliki harapan. Karena Allah subhanahu wata’ala memiliki kelimpahan anugerah terbaik yang sudah disiapkan untuk siapa pun yang meminta.
Ketika sore hari datang dan harapan belum juga tergapai, hari esok sekali lagi menawarkan harapan baru. Begitu seterusnya.
Dan jika pun tak juga terwujud, ada hari esok lain yang pasti. Yaitu, hari esok yang menjadi kehidupan untuk selamanya.
Yang penting untuk dipegang, jangan pernah lupa mengawali hari dengan ungkapan syukur. Karena dengan begitulah Allah akan menanamkan harapan dalam hati kita. Harapan yang tidak pernah samar.
Ketika pun sore terakhir datang yaitu kematian, harapan hari esok tak pernah pudar. Ia tergambar dalam keindahan wajah terakhir yang terhias dalam untaian senyum kebahagiaan. [Mh]