DOA orang yang terzalimi begitu makbul, baik doa keburukannya dan juga kebaikannya.
Di abad pertama hijriyah, ada seorang ulama hebat bernama Malik bin Dinar rahimahullah. Dakwahnya bahkan dinilai ahli sejarah hingga sampai ke India. Beliaulah orang pertama yang dakwah ke India.
Namun, siapakah beliau sebelum taubat. Di antara penggalan kisah ini adalah momen di mana Malik bin Dinar menemukan jalan hidayahnya.
Di suatu hari yang cerah, Malik bin Dinar seperti biasa bertugas sebagai polisi. Beliau merupakan salah seorang pejabat keamanan di masa Kekhalifahan Umayyah di Basrah, Irak.
Berbagai kebiasaan buruk telah ia lakukan. Di antaranya suka mabuk-mabukan. Perangainya keras dan kasar. Tapi, di balik itu, ia memendam kegelisahan. Ia ingin menjadi orang baik, tapi entah bagaimana caranya.
Di sisi keramaian pasar, ia melihat dua orang yang sedang bertengkar. Satu orang dengan fisik yang lemah, satunya lagi dengan fisik yang kekar. Orang yang kekar merampas bungkusan orang yang lemah. Dan ia pun melawan. Tapi, kalah kuat dengan lawannya.
Malik bin Dinar menghampir dua orang itu. “Ada apa ini?” bentaknya.
Orang dengan fisik yang lemah menjelaskan kalau barang yang baru ia beli di pasar telah dirampas oleh orang bertubuh kekar.
“Engkau telah merampas hadiah yang akan kuberikan untuk puteri-puteriku yang kecil. Padahal, kulakukan itu karena ingin menunaikan perintah Rasulullah,” ucapnya.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, siapa yang memberikan hadiah untuk anak-anak perempuannya, maka Allah akan merahmatinya di akhirat,” tambahnya lagi.
Malik bin Dinar langsung merampas bungkusan yang dipegang orang bertubuh kekar dan membentaknya. Orang itu pun pergi.
Ketika ia mengembalikan bungkusan itu ke pemiliknya, Malik bin Dinar mengatakan, “Kalau kamu sudah bertemu dengan puteri-puterimu saat ia gembira menerima hadiahmu, maukah engkau mintakan doa dari mereka untukku.
“Mohonkan doa dari puteri-puterimu itu agar aku: Malik bin Dinar, mohon sebut namaku, Allah anugerahkan rahmat-Nya untuk bisa menempuh jalan kebaikan,” ungkapnya.
Orang itu pun menyetujui. Ia begitu senang karena hadiah untuk puteri-puterinya bisa ia dapatkan kembali.
Dalam penggalan kisah yang lain, Malik bin Dinar pernah mempunyai seorang puteri. Meski belum genap dua tahun, puterinya kerap menumpahkan minuman keras yang ada di sekeliling ayahnya. Tapi hal itu tak berlangsung lama, karena puterinya meninggal dunia. Ia begitu kehilangan.
Guncangan batin itulah yang menjadikannya seperti benang kusut. Ia ingin melepas kebiasaan buruknya. Tapi ia sulit menemukan jalan keluarnya. Ia butuh ‘dorongan’ dari pihak luar.
Sejak pertemuannya dengan orang bertubuh lemah yang ia mintakan doa itu, Malik bin Dinar menemukan jalan hidayahnya. Allah mengubahnya dari sosok yang sangat buruk menjadi seorang ulama yang terkenal. Masya Allah!
**
Jangan sungkan untuk memintakan doa dari orang lain: dari orang-orang soleh, orang tua, anak yatim dan miskin yang diberikan sedekah, juga dari orang yang terzalimi.
Kita tidak pernah tahu, doa dari siapakah di antara mereka itu yang akan menjadi pembuka turunnya rahmat Allah untuk diri kita. [Mh]