ChanelMuslim.com – Sebagaimana yang telah diceritakan sebelum pada artikel Bayi Musa Memasuki Kediaman Fir’aun bahwa bayi Musa hanyut di sungai. Ibu Musa sangat cemas hingga yang ada dipikirannya hanyalah keselamatan bayi Musa dan kembalinya bayi Musa ke pangkuannya.
Hampir saja ia mengemukakan kegundahannya kepada masyarakat sekitar dan menanyakan keberadaan bayi Musa.
Namun, Allah tahan ia dengan memberikan kesabaran dan keteguhan hati. Lalu Ibu Musa meminta kepada putrinya yang paling besar (yaitu saudara perempuan Nabi Musa) supaya ia menelusuri sungai Nil untuk mencari jejak keberadaa bayi Musa serta berita tentangnya secara diam-diam.
Kembalinya Bayi Musa Ke Pangkuan Ibunya
Maka dari kejauhan ia melihat bayi Musa dipungut oleh keluarga Fir’aun dan tinggal di rumahnya.
Keluarg Fir’aun kemudian mencari pengasuh yang dapat menyusui bayi Musa. Mereka sangat khawatir karena bayi Musa menolak menyusui kepada beberapa orang perempuan.
Namun, ini merupakan rencana Allah, dalam firman-Nya Ia berkata: “Dan Kami cegah dia (Musa) menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusuinya sebelum itu.”
Karena bayi Musa tetap menolak, maka keluarga kerajaan melakukan cara lain dengan mengutus para bidan dan para wanita kerajaan untuk pergi ke pasar, dengan harapan mereka dapat menemukan seseorang yang tidak ditolak oleh bayi Musa untuk disusui.
Saat mereka berkeliling pasar dengan membawa bayi Musa, dan orang-orang berlalu lalang di hadapan mereka, maka saudara perempuan Musa melihat adiknya itu. Namun, ia berusaha tidak menunjukan bahwa ia mengenalinya, ia hanya berkata:
“Maukah aku tunjukkan kepadamu, keluarga yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik kepadanya?”
Lalu para wanita kerajaan itu bertanya, “Bagaimana kamu tahu keluarga itu akan berlaku baik dan sayang kepada bayi ini?”
Lalu saudara perempuan Musa menjawab, “Karena keluarga itu sangat ingin menggembirakan keluarga raja dan mengharapkan imbalan sekadarnya untuk pengganti air susunya.”
Kemudia mereka pun berangkat bersama-sama menuju rumah ibunda Musa. Sesampainya mereka di sana, ibunda Musa seakan tidak sabar untuk memeluk bayinya, namun ia melakukannya secara perlahan agar tidak terkesan mencurigakan.
Dan ternyata, ketika bayi Musa disodorkan air susu ibunya, tanpa ragu-ragu ia langsung melahap dan meminum air susu itu sepuas-puasnya.
Kemudian para wanita kerajaan itu mengutus seseorang untuk mengabarkan kepada Asiyah tentang hal tersebut.
Lalu Asiyah mengundang Ibu Musa untuk datang ke istananya dan menawarkan kepadanya untuk tinggal bersama mereka di sana serta berjanji akan memperlakukannya dengan baik.
Akan tetapi Ibu Musa menolaknya, ia berkata, “Aku ini seorang ibu rumah tangga yang memiliki keluarga dan anak-anak yang harus diurusi juga, aku tidak bsia menetap di istana jika harus meninggalkan mereka, bagaimana jika anak ini engkau titipkan saja kepadaku untuk aku pelihara di rumah ini.”
Maka Asiyahpun menyetujuinya, bahkan ia memberikan upah persekian waktu untuk mengganti jerih payah ibunda Musa dan tidah hanya itu saja, Asiyah juga memberikan pakaian dan berbagai macam hadiah untuk keluarga tersebut.
Maka bergembiralah ibu Musa, bukan hanya karena hadiah itu, namun karena ia dapat berkumpula kembali dengan anak yang dicintainya. [Ln]