SOSOK Metro Man di Piala Dunia Qatar menjadi viral. Sedemikian viralnya, sebuah akun Tiktok yang menayangkan sang metro man ditonton lebih dari 13 juta penonton.
Namanya Abu Bakar Abbas. Ia salah seorang pekerja migran asal Kenya yang setia dengan tugasnya sebagai pemandu arah menuju stasiun Metro Souq Waqif, Dhoha Qatar.
“Metro, Metro, Metro, this way…!” ucapnya setiap kali banyak penonton warga asing yang berlalu lalang menuju stasiun Metro.
Hal tersebut berlangsung sejak awal piala dunia dimulai. Abbas, begitu panggilannya, duduk setia di kursi tinggi. Tangan kirinya memegang pengeras suara, dan yang kanannya memegang peraga penunjuk arah.
Karena setiap hari tampil di tempat yang selalu ramai itu, Abbas pun menjadi terkenal. Untuk memberikan penghargaan, pihak panitia mengundang Abbas menjadi bintang tamu di momen pertandingan antara Inggris dan Amerika.
Pihak pemerintahan Qatar pun berterima kasih kepada Abbas yang begitu setia dengan tugasnya. Sejumlah hadiah juga diberikan untuk Abbas.
Kini, ia tak lagi mengucapkan kalimat rutinnya dengan lengkap. Ia cukup mengatakan, “Metro..Metro…Metro!” Maka, para pengunjung yang melintas akan meneruskan, “This way!”
**
Boleh jadi, Abu Bakar Abbas sang Metro Man tidak pernah terpikirkan kalau dirinya akan begitu terkenal di momen piala dunia kali ini.
Sebaliknya, ia justru mungkin akan merasakan sebagai sosok orang ‘bodoh’ yang tugasnya hanya teriak-teriak ‘metro..metro, this way’ dengan alat peraga penunjuk arah.
Tapi, sesuatu yang sangat sederhana itu, justru menjadi luar biasa untuk warga dunia yang didominasi warga kulit putih dan Amerika latin.
Kenapa? Karena mereka terbiasa dengan kehidupan yang individualis. Untuk apa bersusah payah hanya sekadar memberikan arah jalan menuju stasiun Metro. Biarkan saja mereka mencari sendiri. Begitu kira-kira apa yang terpikirkan para pengunjung.
Tapi karena Abbas selalu setia dan bekerja dengan penuh tanggung jawab, mereka pun tersadarkan sesuatu. Bukan tentang apa yang dikerjakan Abbasnya yang harus diperhatikan, tapi tentang pelayanan dan penghormatannya terhadap para tamu dunia yang berkunjung.
Apa yang dilakukan Abbas, juga dilakukan oleh banyak warga Qatar dengan layanan yang berbeda. Setiap kali usai pertandingan, warga Qatar, termasuk wanita dan anak-anak, sudah berjajar di sepanjang jalan untuk menawarkan minuman susu, kurma, roti, dan aneka makanan dan minuman sehat lainnya.
Mereka tidak sedang menjual produk. Tapi memberikannya dengan gratis, dengan senyum dan ramah.
Inilah nilai sedekah yang sangat menyentuh. Bukan tentang jumlah atau harga sedekahnya, tapi tentang nilai kasih sayang dan penghormatannya. Persis seperti yang dilakukan Abu Bakar Abbas sang Metro Man.
Jangan pernah meremehkan nilai sedekah sekecil apa pun. Termasuk menyingkirkan duri dari jalan umum. Karena hal itu bernilai besar di sisi Allah subhanahu wata’ala.
Sehingga Abbas pun tak pernah bosan mengucapkan, “Metro…Metro, this way…!” Hingga piala dunia di Qatar berakhir. [Mh]