SURGA dunia tak selalu membahagiakan. Justru, di situlah bara neraka bermula.
Sebuah wilayah ditempati kelompok-kelompok semut. Ada kelompok semut merah, semut hitam, dan semut rangrang.
Meski berbeda jenis, ketiganya bisa hidup damai dalam satu kawasan. Mereka bersepakat dengan pengaturan tempat tinggal dan tempat mencari makan.
Hingga suatu hari, sebungkus gula-gula jatuh dari langit. Mungkin dari pesawat, dari lemparan seseorang, dari tas manusia yang tercecer tanpa sengaja, dan lainnya.
Meski tak banyak untuk ukuran manusia, bungkusan yang berisi aneka gula-gula itu seperti surga yang tiba-tiba muncul di depan mereka.
Masing-masing pun mengklaim. Semut merah menyatakan bahwa bungkusan itu milik mereka. Begitu pun semut hitam dan rangrang. Mereka melakukan hal yang sama.
Suasana menjadi panas. Keharmonisan yang selama ini berlangsung tiba-tiba lenyap seketika.
“Kalau begitu, kita perang!” teriak salah satu raja semut yang disambut dengan seruan yang sama.
Ketiga kelompok ini pun bersiap untuk perang. Mereka seperti lupa kalau beberapa saat lalu masih hidup damai, saling bantu, dan melindungi.
Ketika ketiganya sudah di garis depan untuk perang terbuka, tiba-tiba terdengar suara anak manusia, “Oh ini dia bungkusan permennya, Bu. Tasku bolong. Syukurnya bungkusan permennya masih bagus.”
Anak itu pun mengambil bungkusan permennya dan memasukkannya ke tas. Ia pun berlalu bersama ibunya tanpa menyisakan secuil pun.
Tiga kelompok semut yang sudah siap berperang tertegun. Mereka pun menyadari kalau tak semua ‘surga’ dunia terasa nikmat. Bahkan bisa sebaliknya.
**
Betapa banyak kelompok orang yang tiba-tiba bersitegang justru di saat ada ‘surga’ dadakan di hadapan mereka.
Ada kakak adik yang sebelumnya damai tiba-tiba berubah ketika akan menerima warisan. Ada sekumpulan orang yang tiba-tiba saling bersaing dan curiga ketika ada ‘rejeki nomplok’ datang. Dan seterusnya.
Dunia memang fitnah. Dan kekuatan fitnahnya, boleh jadi, bisa meruntuhkan konsistensi baik yang sebelumnya sudah terbangun utuh.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya dunia ini manis dan indah. Dan sesungguhnya Allah azza wajalla menguasakan kepada kalian untuk mengelola apa yang ada di dalamnya, lalu Dia melihat bagaimana kalian berbuat.
“Karena itu, berhati-hatilah terhadap dunia dan wanita. Karena fitnah yang pertama kali terjadi pada Bani Israil adalah karena wanita.” (HR. Muslim) [Mh]