AKHLAK itu rembesan dari iman kepada Allah subhanahu wata’ala. Orang mukmin yang imannya sempurna, akhlaknya pun menjadi yang terbaik.
Sebuah pemikiran sesat kadang di luar sadar kita cerna tanpa saringan. Kedengarannya baik, tapi isinya salah besar.
Misalnya, tanpa beriman pun orang bisa menjadi baik. Banyak orang kafir yang baik, jujur, adil, menolong sesama manusia, dan lainnya. Sehingga boleh jadi, menurut mereka, orang kafir yang ahli kitab juga akan masuk surga.
Pemikiran ini sepertinya bukan hal baru. Di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun sudah ada. Ada dari kalangan orang-orang musyrik di Mekah yang begitu baik melayani para ziarah yang datang ke Ka’bah. Mereka menyediakan air, tempat tinggal, dan lainnya.
Allah subhanahu wata’ala menjawab syubhat itu, “Apakah orang-orang yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil Haram itu kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah.” (QS. At-Taubah: 19)
Jadi, akhlak itu berbeda dengan kebaikan secara sosial. Akhlak itu hanya diperoleh dari rembesan iman kepada Allah subhanahu wata’ala.
Di semua ayat dan hadis tentang akhlak selalu didahului dengan ketakwaan kepada Allah. Contohnya tentang berbakti pada orang tua dalam Surah Al-Isra ayat 23. Di ayat itu, Allah subhanahu mendahulukan agar beribadah kepada Allah dan berbakti kepada orang tua.
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak….”
Di ayat lain juga Allah sampaikan seperti itu. Seperti di Surah An-Nisa ayat 36, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan, berbuat baiklah kepada ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan jauh, teman sejawat….”
Jadi, orang yang tidak beriman, kebaikan sosialnya akan sia-sia di sisi Allah. Meskipun mereka dianggap sebagai ahli kitab dari kelompok Yahudi atau Nasrani.
“Sesungguhnya orang-orang kafir dari golongan ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) neraka jahanam. Mereka kekal selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk.” (QS. Al-Bayyinah: 6)
Meskipun orang kafir tidak korupsi, adil, jujur, suka menolong sesama; dan segala kebaikan sosial lainnya; Allah menegaskan bahwa mereka sejahat-jahat atau seburuk-buruk makhluk (syarrul bariyyah).
Jadi, beruntunglah mereka yang Allah berikan hidayah berupa keimanan yang sempurna. Hanya keimanan yang menjadikannya berakhlak baik kepada manusia, hewan, alam, dan lainnya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)
Sempurnakan iman kita, insya Allah akan Allah anugerahi kita akhlak yang paling baik. [Mh]