PERINGATAN dari Allah kepada hamba-Nya untuk jangan menyerah terdapat dalam Ali-Imran ayat 139:
وَلَا تَهِنُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ ١٣٩
Janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang mukmin.
Ayat tersebut mempertegas kedudukan seorang mukmin, bahwa orang mukmin adalah orang yang paling tinggi derajatnya.
Minimal punya potensi untuk menjadi manusia unggul.
Ayat tersebut turun dijelaskan Imam Ath-Thabari berkenaan dengan kondisi kekalahan yang dialami umat Islam dalam perang Uhud.
Bahkan baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terluka di bagian mukanya dan gigi depan Rasul tanggal.
Isu kematian Rasulullah saat itu menjadi senjata yang cukup canggih bagi musuh untuk menghancurkan psikologi para pejuang Islam.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Maka tidak sedikit dari kaum muslimin yang merasa lemah dan sedih melihat sebuah kekalahan.
Ayat tersebut turun untuk membangun kembali mentalitas umat yang sempat jatuh dalam keterpurukan, yang mungkin juga tidak jauh seperti kondisi umat kita sekarang ini.
Baca juga: Kultum Ramadan Hari Keenambelas, Puasa dan Pendidikan Karakter Bangsa
Kultum Ramadan Hari Ketujuhbelas, Jangan Menyerah
Ada tiga pilar untuk membangkitkan umat ini:
Adanya Harapan Positif
Adanya harapan positif pada setiap diri kita.
Maksud dalam Ali-Imran 139 adalah kamu jangan sampai menyerah, apalagi putus asa, padahal kamu semestinya adalah orang yang berpotensi menang dan berjaya.
Harapan ini harus kita tumbuhkan dalam kehidupan manusia. Hidup tanpa harapan adalah kematian dan kegagalan yang sebenarnya.
Dengan harapan, Rasulullah mampu membangun peradaban yang tidak bisa ditandingi.
Dengan harapan, Raja Qutus Bebers dari Mesir bisa mengalahkan tentara Tartar yang hampir menguasai seluruh wilayah muslimin.
Dengan harapan juga, Shalahuddin Al-Ayyubi mampu mempersatukan umat untuk mengusir penjajah salibis yang ada di Palestina.
Kekuatan dan Kualitas Iman
Jika belum beriman dengan benar, apalagi hanya Islam KTP, maka kenistaan dan keterbelakangan adalah hasil yang akan diperoleh.
Maksud beriman disini ialah iman tersebut telah menjadi perilaku dan menghiasi kehidupannya.
Memahami Sunnatullah
Perlunya umat menguasai dan memahami sunnatullah yang berlaku di atas bumi.
Kehidupan ini terus berputar. Kadang di atas, kadang di bawah.
Posisi umat di atas atau di bawah, semua itu kembali kepada perilaku dan usaha umat itu sendiri.
Semakin umat ini dekat dengan agamanya, maka semakin dekat pula kejayaan umat.
Sumber: Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun – Dr. Hasan El Qudsy
[Sdz]