KISAH perjalanan memilukan Rasulullah ke Thaif. Kota Thaif merupakan salah satu kota di sekitar Makkah yang berhawa sejuk karena berada di lembah pegunungan Asir dan pegunungan Al Hada.
Thaif berjarak sekitar 67 kilometer atau 1 jam 45 menit dari Makkah. Kota ini dikenal dengan perkebunan Kurma, delima dan sayuran lain. Termasuk juga pohon zaqqum yang berduri.
Baca Juga: Keberkahan Doa Nabi Ibrahim A.S di Tanah Thaif
Kisah Perjalanan Rasulullah di Thaif
Rute menuju Thaif merupakan perjalanan dengan jalur menanjak dan berkelok-kelok. Meski berhawa sekitar 20 derajat, pegunungan Asir dan Hada tidak seperti kawasan puncak Indonesia yang ditumbuhi beragam pepohonan.
Pegunungan Asir dan Hawa adalah pegunungan tandus dan berpasir.
Namun begitu memasuki kota Thaif, kita akan disambut dengan beragam pohon bunga beraneka ragam dan warna.
Di balik sejuknya Thaif, ada kisah perjalanan Rasulullah yang memilukan. Rasulullah melakukan perjalanan ke Thaif untuk melakukan dakwah Islam.
Perjalanan ini dilakukan tidak lama setelah kematian pamannya, Abu Thalib dan Khadijah ra.
Setelah kematian dua orang yang dikasihinya, orang Quraisy semakin gencar mengganggu dakwah Rasulullah. Secara diam-diam Rasulullah pergi ke Thaif.
Rasulullah tinggal selama 10 hari di Thaif untuk berdakwah dan memohon perlindungan.
Namun, penduduk Thaif memperlakukan Rasulullah dengan kasar, bahkan melempari Rasulullah dengan batu hingga terluka.
Zaid bin Haritsah yang menemani beliau dan bermaksud melindunginya pun tidak luput dari pelemparan itu. Rasulullah berlindung di kebun milik Utbah bin Rabi’ah.
Saat itu, Rasulullah berdoa, “Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kurangnya kesanggupanku, dan kerendahan diriku berhadapan dengan manusia.
Wahai Dzat Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Engkaulah Pelindung bagi si lemah dan Engkau jua pelindungku! Kepada siapa diriku aku serahkan?
Kepada orang jauh yang berwajah suram terhadapku, ataukah kepada musuh yang akan menguasai diriku?”
“Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka semua itu tidak aku hiraukan karena sesungguhnya besar nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku.
Aku berlindung pada sinar cahaya wajah-Mu yang menerangi kegelapan dan mendatangkan kebajikan di dunia dan di akhirat dari murka-Mu yang hendak Engkau turunkan dan mempersalahkan diriku.
Engkau berkenan. Sungguh tiada daya dan kekuatan apa pun selain atas perkenan-Mu.”
Jibril tiba-tiba muncul dan memanggil Rasulullah seraya berkata, “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan dan jawaban kaummu terhadapmu, dan Allah telah mengutus Malaikat penjaga gunung untuk engkau perintahkan sesukamu.”
“Kemudian Malaikat penjaga gunung memanggilku dan mengucapkan salam kepadaku lalu berkata, “ Wahai Muhammad! Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan kaummu terhadapmu.
Aku adalah Malaikat penjaga gunung, dan Rabb-mu telah mengutusku kepadamu untuk engkau perintahkan sesukamu, jika engkau suka, aku bisa membalikkan gunung Akhsyabin ini ke atas mereka.”
Jawab Rasulullah, “Bahkan aku menginginkan semoga Allah berkenan mengeluarkan dari anak keturunan mereka generasi yang menyembah Allah semata, tidak menyekutukan-Nya, dengan sesuatu pun.“
Saat ini kota Thaif dikenal sebagai kota penghasil para penghafal alquran. Ma syaa Allah. [Maya/Cms]