TAK ada yang baru di bawah kolong langit, tulisan ini dibagikan oleh @edgarhamas dalam channel telegram-nya, Gen Saladdin.
Tak ada yang baru di bawah kolong langit, dan sejarah menjadi pembuktiannya.
Para pengkaji sejarah akan memahami gaya sunnatullah yang terjadi berkali-kali pada mereka yang yakin akan kuasa-Nya, sepenuhnya, sebakda ikhtiar sebaik-baiknya.
Ada akhir yang mengejutkan, yang tak pernah diperkirakan siapapun.
Awalnya, Kaum Muslimin hanya berniat menghadang Kafilah dagang Abu Sufyan. Tapi di tengah cerita, 1000 bala tentara Quraisy lantang menyeru perang yang tak diperkirakan Kaum Muslimin.
Semua kabilah mengira Madinah akan hangus di Badar, tapi plot twist terjadi; 313 muslimin memenangkan pertempuran dengan jaya.
Awalnya, semua rakyat Arabia begitu yakin berkumpulnya 10 ribu pasukan koalisi kabilah musyrikin akan meruntuhkan dinding pertahanan Madinah yang membuat Khandaq.
Keyakinan mereka berdasarkan logika; penduduk Madinah kehabisan logistik di tengah musim dingin mencekik.
Namun plot twist terjadi; pasukan musuh tercerai berai, ditambah lagi angin meluluhlantakkan kemah mereka.
baca juga: Tradisi Mudik pada Masa Khalifah Umar bin Khattab
Tak Ada yang Baru di Bawah Kolong Langit
Awalnya, Kaum Muslimin mengira Perjanjian Hudaibiyah merugikan mereka. Survei-survei pun berkata bahwa Umat Islam yang dipimpin Rasulullah akan kalah dalam menghimpun koalisi.
Namun ternyata plot twist terjadi; justru 2 tahun setelah Hudaibiyah, Rasullullah memimpin Fathu Makkah yang jaya raya bersama 10 ribu sahabatnya.
Awalnya, setelah Rasulullah wafat banyak sekali kabilah-kabilah Arab kembali murtad. Nabi-nabi palsu bermunculan dan Madinah terhimpit.
Para sahabat bahkan menyarankan Abu Bakar untuk berkompromi dengan kabilah yang tak mau membayar zakat.
Namun plot twist terjadi; Abu Bakar ambil langkah tegas, umumkan kesiagaan segera; 2 tahun pemerintahannya Jazirah Arab bersatu dalam bendera Kekhalifahan.
Awalnya, Umar melarang Kaum Muslimin terjun ke medan lautan untuk berjihad, karena keadaan samudra dikuasai penuh oleh Kekaisaran Romawi, sedangkan bangsa Arab bukanlah ahlinya bertempur di atas kapal.
Namun plot twist paling legendaris terjadi, justru ketika 200 kapal Muslimin dipimpin Abdullah bin Sa’ad berhasil meredam serangan 1000 kapal raksasa Romawi di medan Phoenix.
Awalnya, Bangsa Mongol seperti hantu mengerikan yang mengancam hidup matinya Kekhalifahan Abbasiyah, merongrong nyawa jutaan Kaum Muslimin di Timur Tengah.
Jutaan muslim dipenggal, kota-kota dihancurkan oleh Hulagu dan tentaranya. Namun tak lama setelah itu, plot twist terjadi; anak cucu Hulagu justru memeluk Islam dan menjadi penyebar Islam di daratan Asia.
Yang punya zaman dan plot peradaban itu Allah. Sebesar-besarnya makar dan logika-logika manusia untuk meredam kebenaran, justru biasanya kemenangan muncul dari arah yang tidak disangka.
Dan amat mudah bagi Allah menyiapkan plot twist yang mengagetkan bahkan untuk orang beriman.
Saatnya bertawakal dengan ikhtiar, mintalah tolong pada Allah dengan shalat dan sabar.
Orang-orang beriman tak akan gusar, tiada khawatir, tiada ragu seperti Daud menghadapi Jalut, seperti Yusya hadapi Jabbarin, seperti tsabat-nya para sahabat yang tetap kokoh walau ada Psy War wafatnya Rasulullah di Uhud.
Saatnya spirit sejarah bicara padamu tanpa sekat, karena di sana ada penguat hati dan pengokoh jiwa.
“Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat dan peringatan bagi orang yang beriman.” (Hud 120).[ind]