SETELAH khalifah Sulaiman meminta nasihat kepada Abu Hazim, ia memintanya menjadi bagian dari kerajaannya, namun Abu Hazim menolak tawaran khalifah.
Baca Artikel Sebelumnya: Khalifah Sulaiman Meminta Nasihat kepada Syaikh Abu Hazim
Khalifah Sulaiman berkata, “Temani kami, wahai Abu Hazim! Melangkahlah bersama kami, supaya kamu bisa membenarkan kami dan kami bisa membenarkanmu!”
“Aku memohon perlindungan kepada Allah, agar aku tidak melakukan hal itu,” kata Abu Hazim menolak.
“Mengapa begitu, wahai Abu Hazim?” tanya Khalifah Sulaiman.
“Aku takut akan membela orang-orang yang zhalim. Sehingga Allah menghukumku dengan kesempitan hidup dan mati.”
“Kalau begitu, kunjungilah kami!”
Abu Hazim berkata, “Kami telah berjanji, semestinya penguasa mendatangi ulama. Buka ulama mendatangi penguasa. Itu akan mendatangkan kebaikan bagi kedua belah pihak.
Zaman sekarang, ulama suka mendatangi penguasa, dan penguasa merasa pongah di hadapan ulama. Keadaan ini menyebabkan kedua belah pihak menjadi rusak.”
Syaikh Abu Hazim Menolak Tawaran Khalifah Sulaiman
“Nasihatilah kami, wahai Abu Hazim. Sampaikan dengan bahasa yang ringkas!” pinta Khalifah Sulaiman.
“Bertakwalah kepada Allah, jangan sampai Allah melihatmu melakukan larangan-Nya da melalaikan perintah-Nya!” kata Abu Hazim.
Khalifah Sulaiman berkata, “Doakanlah kami agar mendapatkan kebaikan!”
“Ya Allah, jika Sulaiman adalah wali-Mu, maka berilah dia kabar gembira akan datangnya kebaikan dunia dan akhirat. Dan jika dia adalah musuhmu, maka kembalikanlah dia kepada kebaikan!”
“Tambahkanlah doa untukku!”
“Doa yang aku baca ringkas, tetapi lengkap. Jika engkau adalah wali Allah, maka berbahagialah. Jika engkau adalah musuh Allah, maka intropeksilah!
Sesungguhnya rahmat Allah selama di dunia diberikan kepada siapa saja, sementara rahmat-Nya di akhirat hanya diberikan kepada hamba-Nya yang bertakwa selama di dunia. Sebuah anak panah tidaklah bermanfaat jika tidak digunakan bersama busurnya.”
“Pelayan, bahwalah kami kemari uang 1.000 dinar!” kata Khalifah Sulaiman kepada pelayannya.
Sang pelayan membawa uang 1.000 dinar. “Ambillah, wahai Abu Hazim.” Kata Khalifah Sulaiman kepada Abu Hazim.
Abu Hazim berkata, “Aku tidak membutuhkannya. Karena aku dan yang lain memiliki hal yang sama atas uang ini. Jika engkau memberi uang senilai ini kepada yang lain dan berlaku adil, maka aku mau mengambilnya.
Jika tidak, maka aku tidak mau mengambilnya. Aku takut uang yang engkau berikan ini adalah harta yang engkau bayar untuk nasihatku.”
Bersambung…
(Sumber: Golden Stories Kisah-Kisah Indah Dalam Sejarah Islam, Mahmud Musthafa Sa’ad & Dr. Nashir Abu Amir Al-Humaidi, Pustaka Al-Kautsar)