ChanelMuslim.com – Suasana Penyebrangan Sungai Tigris dalam Perang Madain
Salman Al-Farisi, yakni teman dan kawan seperjuangan Sa’ad bin Abi Waqqash dalam pertempuran itu, juga hampir-hampir tak percaya akan hasil yang telah dicapai Sa’ad. Ia menepukkan kedua belah tangannya karena takjub dan bangga, katanya:
“Agama Islam masih baru, tetapi lautan telah dapat mereka taklukkan, sebagai halnya daratan telah mereka kuasai. Demi Allah yang nyawa Salman berada dalam tangan-Nya, pastilah mereka akan dapat keluar dengan selamat daripadanya berbondong-bondong, sebagaimana mereka telah memasukinya berbodong-bondong!”
Baca Juga: Siasat Saad bin Abi Waqqash di Pertempuran Madain
Suasana Penyebarangan Sungai Tigris dalam Perang Madain
Dan benarlah apa yang dikatakannya itu. Sebagaimana mereka telah terjun ke dalam sungai gelombang demi gelombang, demikianlah pula mereka keluar dari dalamnya dan mencapai seberang sana gelombang demi gelombang pula.
Tak seorang pun dari mereka kehilangan prajurit, bahkan tak sedikitpun tentara Persi yang mampu mengunjukkan giginya!
Mangkok tempat minumnya seorang prajurit jatuh ke dalam air. Maka ia tak ingin jadi satu-satunya orang yang kehilangan barang waktu penyeberangan itu. Kepada teman-temannya diserukannnya agar menolongnya untuk mendapatkan barangnya kembali.
Kebetulan suatu ombak besar melemparkan mangkok itu ke dekat rombongan hingga dapat mereka pungut.
Salah satu riwayat tentang sejarah melukiskan bagaimana dahsyatnya suasana ketika penyeberangan sungai Tigris itu, katanya:
“Sa’ad memerintahkan Kaum Muslimin agar membaca: Hasbunallah wa ni’mal wakii, cukuplah bagi kita Allah, dan Dialah sebaik-baik pemimpin. Lalu dikerahkanlah kudanya menerjuni sungai yang diikuti oleh yang lain, hingga tak seorangpun di antara anggota pasukan yang tinggal di belakang.
Maka berjalanlah mereka dalam air, tak ubah bagai berjalan di darat juga, hingga dari pinggir yang satu ke pinggir lainnya telah dipenuhi oleh prajurit, dan permukaan air tak kelihatan lagi disebabkan amat banyaknya anggota angkatan berkuda serta pasukan pejalan kaki.
Orang-orang bercakap-cakap sesamanya ketika berada dalam air, seolah-olah mereka sedang bercakap-cakap di darat. Sebabnya tidak lain karena mereka merasa aman tenteram, serta percaya akan ketentuan Allah dan pertolongan-Nya, akan janji dan bantuan-Nya.!” [Ln]