KISAH perjalanan Nabi Isa alaihis salam dengan seorang Yahudi ini ditulis oleh Mahmud Al-Mishri dengan judul “Sa’ah wa Sa’ah”. Cerita tentang keserakahan ini akan membuat siapapun merenung.
Ustaz K.H. Aunur Rafiq Saleh Tamhid, Lc. menerjemahkannya dengan judul “Kejarlah Daku, Kau Kuhancurkan”. Berikut kisah selengkapnya.
Wahab bin Munabbih bertutur: Nabi Isa alaihis salam keluar melakukan perjalanan bersama seorang Yahudi.
Yahudi ini membawa dua potong roti sedangkan Nabi Isa alaihis salam membawa sepotong roti.
Nabi Isa alaihissalam berkata kepadanya, ‘Kamu mau berbagi makanan denganku?’ Yahudi itu menjawab, ‘Ya’.
Setelah mengetahui Nabi Isa alaihis salam hanya membawa sepotong roti, Yahudi itu menyesal.
Ketika Nabi Isa alaihissalam melaksanakan shalat, Yahudi itu memakan sepotong roti miliknya. Seusai shalat, keduanya menghidangkan makanan.
Nabi Isa alaihissalam bertanya, ‘Mana sepotong roti yang lain?’ Yahudi menjawab, ‘Dari tadi hanya ada sepotong roti’. Kemudian keduanya memakan rotinya masing-masing.
Kemudian keduanya berjalan hingga sampai di sebuah pohon lalu Nabi Isa alaihissalam berkata kepada temannya, ‘Kita bermalam di bawah pohon ini saja hingga pagi’. Yahudi menjawab, ‘Setuju’.
Setelah bangun pagi, keduanya melanjutkan perjalanan lalu bertemu dengan seorang buta.
Nabi Isa alaihissalam bertanya kepadanya, ‘Bagaimana jika aku obati kamu hingga Allah mengembalikan penglihatanmu, apakah kamu mau bersyukur kepada-Nya?’ Orang buta itu menjawab, ‘Ya’.
Kemudian, Nabi Isa alaihissalam mengusap matanya dan berdoa kepada Allah lalu orang buta itu bisa melihat.
Nabi Isa alaihissalam berkata kepada Yahudi itu, ‘Demi Allah yang telah memperlihatkan kepadamu orang buta bisa melihat, apakah sepotong roti ada padamu?’
Yahudi itu menjawab, ‘Demi Allah, hanya sepotong roti’.
Baca Juga: Turunnya Nabi Isa pada Akhir Zaman
Perjalanan Nabi Isa dengan Seorang Yahudi
Kemudian Nabi Isa mendiamkannya, lalu keduanya melanjutkan perjalanan dan melewati beberapa ekor kijang piaraan.
Nabi Isa alaihissalam memanggil seekor kijang lalu menyembelihnya kemudian keduanya memakan sebagian dagingnya.
Kemudian Nabi Isa alaihissalam berkata kepada kijang tersebut, ‘Berdirilah dengan izin Allah’, lalu kijang itu berdiri hingga Yahudi itu berkata: Subhanallah!
Nabi Isa alaihissalam berkata, ‘Demi Allah yang telah memperlihatkan kepadamu tanda kekuasaan ini, siapakah yang memakan roti ketiga?’ Yahudi itu menjawab, ‘Hanya ada sepotong roti’.
Kemudian keduanya keluar hingga tiba di sebuah desa yang hancur.
Di dekat keduanya terdapat tiga batu emas besar lalu Nabi Isa alaihissalam berkata: Satu batu untukku, satu batu untkmu dan satu batu lagi untuk pemilik roti ketiga.
Yahudi itu berkata, ‘Saya pemilik roti ketiga, saya memakannya ketika kamu shalat’.
Nabi Isa alaihissalam berkata, ‘Semuanya untukmu’. Kemudian Nabi Isa alaihissalam berpisah dengannya.
Lalu, Yahudi itu tinggal di atas batu tersebut dan tidak bisa membawanya. Kemudian datang tiga orang mendekati dan membunuh Yahudi itu lalu mengambil emas tersebut.
Dua orang dari ketiga pencuri itu berkata kepada seorang dari mereka, ‘Pergilah ke kampung terdekat untuk membeli makanan’.
Salah seorang dari keduanya berkata kepada temannya, ‘Kita bunuh saja dia jika datang, lalu kita bagi berdua emas ini’. Temannya menjawab, ‘Setuju’.
Orang yang pergi membeli makanan berkata, ‘Saya bubuhkan saja racun di dalam makanan ini agar saya bisa mengambil emas tersebut’.
Ia pun melakukan bisikan setan tersebut.
Ketika sampai, ia segera memberikan makanan itu kepada kedua orang temannya.
Lalu keduanya memakannya setelah keduanya membunuh orang yang membeli makanan hingga keduanya juga mati tersungkur di samping batu emas tersebut.
Setelah itu, Nabi Isa alaihissalam melewati mereka.
Ketika melihat keempat orang itu mati tersungkur di dekat batu emas tersebut, Nabi Isa alaihissalam menunjuk ke arah mereka dan emas yang ada di dekat mereka seraya berkata kepada para pengikut setianya:
“Demikianlah dunia berbuat kepada para pecintanya, maka berhati-hatilah!”.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga memperingatkan agar kita tidak memperebutkan dunia karena bisa menghancurkan kita:
“Demi Allah, saya tidak mengkhawatirkan kemiskinan atas kalian, tetapi saya khawatir jika dunia dibentangkan kepada kalian, sebagaimana dibentangkan kepada orang-orang sebelum kalian,
lalu kalian memperebutkannya sebagaimana mereka memperebutkannya, lalu dunia menghancurkan kalian sebagaimana telah menghancurkan mereka”. (Bukhari dan Muslim).
Laa haula wa laa quwwata illa billah. Semoga kisah ini memberikan hikmah dan pelajaran berharga untuk Sahabat ChanelMuslim.[ind]