HARI Santri Nasional diperingati setiap tahun pada 22 Oktober. Tahun ini, Kementerian Agama RI menetapkan tema “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia.”
Peringatan tahun 2025 menjadi momentum satu dekade sejak penetapan Hari Santri Nasional pada 2015.
Peringatan ini menjadi penghormatan atas peran santri dan ulama dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
Hari Santri Nasional bukan sekadar peringatan tahunan, tetapi juga momentum kebangkitan peran santri dan pesantren dalam memberdayakan umat.
Melalui berbagai program strategis dan berkelanjutan, BSI Maslahat berkomitmen menjadikan santri dan pesantren sebagai cahaya penuntun negeri.
Program-program berbasis pesantren ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG’s) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Program tersebut meliputi: 1) Rumah Quran Bina Santri Indonesia, 2) program pesantren sehat, 3) pemberdayaan pesantren melalui klaster ternak domba atau kambing, 4) program UMKM berbasis pesantren, 5) Lembaga Keuangan Mikro Syariah berbasis Pesantren.
Program Rumah Qur’an Bina Santri Indonesia. Merupakan program yang berfokus pada pembelajaran tahfidz untuk mencetak penghafal Al-Qur’an yang mengamalkan nilai- nilai Al-Qur’an dalam kehidupan. Para santri juga dibekali wawasan ekonomi syariah, keterampilan kewirausahaan dan pelatihan soft skill.
Peringati Hari Santri Nasional 2025, BSI Maslahat Terus Berdayakan Santri Lewat Program Rumah Qur’an dan Pesantren Sehat
Dalam keseharian, santri mengikuti pelatihan keterampilan seperti berkebun, beternak, menjahit, serta pelatihan soft skill dan hard skill.
Tujuannya adalah agar lulusan Rumah Qur’an memiliki kemampuan leadership dan entrepreneurship yang berdaya saing global.
Saat ini, BSI Maslahat telah mengelola delapan Rumah Qur’an di berbagai wilayah di Indonesia, seperti di Aceh, Cikupa, Parung, Bogor, Cimahi, Semarang, Magetan, dan Solo.
Program Pesantren Sehat merupakan program yang berfokus pada kemandirian ekonomi dan ketahanan pangan pesantren.
Program ini menyasar pesantren khusus santri yatim dan dhuafa yang menggratiskan biaya hidup dan pendidikan.
Program Pesantren Sehat mengusung konsep kemandirian pangan dengan mengoptimalkan lahan pertanian dan peternakan pesantren.
Santri dan pengurus pesantren mendapat pelatihan bertani dan berkebun dari tim BSI Maslahat selama tiga bulan.
Hasil tani dan ternak dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi santri sehari-hari sebagai bentuk ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi.
Dalam program ini para santri diberikan makanan selama 30 hari dengan menu sehat yang dirancang sesuai Angka Kecukupan Gizi oleh tim kesehatan BSI Maslahat.
Aktivitas lain dalam program ini adalah pelayanan kesehatan dasar, pemberian alat kesehatan Unit Kesehatan Sekolah dan edukasi penggunaan serta penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Lebih dari sekadar ketahanan pangan, program ini juga menanamkan nilai kerja keras dan kemandirian pada diri santri.
Para santri diajarkan bahwa keberlangsungan pesantren tidak sepenuhnya bergantung pada donasi, melainkan dapat dibangun melalui semangat dan usaha mandiri.
Program pemberdayaan pesantren melalui klaster ternak merupakan inisiatif pengembangan peternakan berbasis pesantren.
Dalam program ini, pesantren mendapatkan pelatihan dan pendampingan pengelolaan peternakan selama dua tahun.
Pendampingan mencakup pengadaan hewan ternak, pembangunan kandang, penyediaan pakan, serta pelatihan perawatan ternak dan kewirausahaan bagi para santri.
Saat ini, klaster ternak pesantren telah berkembang di delapan lokasi di Indonesia, antara lain di Kaliwungu, Demak, Kudus, Sukoharjo, Trenggalek, Kediri, Jember, Blitar, dan Lombok.
Program UMKM berbasis pesantren merupakan program pemberdayaan pesantren melalui penyediaan unit usaha.
Tujuan program untuk mendukung kemandirian ekonomi pesantren. Dukungan usaha pesantren disalurkan dalam bentuk pendirian minimarket, toko ATK, holtikultura, usaha laundri, produksi air minum kemasan, usaha digital printing dan penguatan koperasi/BMT.
Sampai saat ini telah tersebar di 31 titik pondok pesantren di seluruh Indonesia. Program Lembaga Keuangan Mikro Syariah–BWM (LKMS-BWM) merupakan lembaga keuangan syariah yang berdiri di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Pendirian LKMS-BWM bertujuan membangun ekosistem inklusi keuangan syariah di lingkungan pesantren.
Program ini berfokus pada penyediaan akses pembiayaan bagi masyarakat kecil yang produktif, baik dari kalangan wali santri maupun masyarakat sekitar pesantren.
Sasaran utamanya adalah pelaku usaha ultra mikro yang belum memiliki akses ke lembaga keuangan formal. Selain itu, para santri juga dilibatkan secara aktif dalam pengelolaan LKMS sebagai sarana pembelajaran dan pengalaman praktik di bidang keuangan syariah.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
BSI Maslahat kini mengelola 62 LKMSyang tersebar di 19 provinsi di seluruh Indonesia. Selain pembiayaan, nasabah juga mendapat pendampingan spiritual melalui kegiatan mingguan.
BSI Maslahat juga memberi dukungan bagi pelaku UMKM berupa pelatihan dan pendampingan legalitas usaha. Para pengurus LKMS-BWM juga rutin mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kapasitas SDM.
Seluruh upaya ini dilakukan agar program LKMS-BWM dapat memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat pesantren.
Peringatan Hari Santri Nasional menjadi momen penting untuk memperkuat kolaborasi antara lembaga zakat dan pesantren.
Sehingga zakat tidak hanya menjadi ibadah individual, tetapi juga gerakan sosial yang berkelanjutan dan berdampak luas bagi umat.
Mari kita maknai momentum ini sebagai panggilan untuk terus berjuang, bukan dengan senjata, tetapi dengan ilmu, akhlak, dan kasih kepada sesama.
Bersama BSI Maslahat, mari kita dukung para santri dan pesantren agar terus berdaya dan menjadi pelopor peradaban dunia. [Din]





