ChanelMuslim.com – Perang saudara bukan jalan jihad yang diinginkan Abdullah Bin Umar. Saat kubu Muawiyyah dan Ali semakin memanas. Pertumpahan darah belum juga terbendung.
Sekiranya Abdullah bin Umar mampu menghentikan peperangan dan menjaga darah tertumpah pastilah akan dilakukannya, tetapi suasannya ternyata tidak mengizinkan, oleh sebab itu dijauhinya.
Sebetulnya hati kecilnya berpihak kepada Ali r.a. bahkan pada lahirnya Ibnu Umar yakin bahwa Ali r.a di pihak yang benar, hingga diriwayatkan bahwa setelah ia menganalisa semua peristiwa dan situasi pada akhir hidupnya itu ia berkata:
“Tiada sesuatupun yang saya sesalkan karena tidak kuperoleh, kecuali suatu hal, aku sangat menyesal tidak mendampingi Ali dalam memerangi golongan pendurhaka!”
Penolakannya berperang di pihak Ali yang sebenarnya mempertahankan haq dan berada di pihak yang benar, dilakukannya bukan dengan maksud hendak lari atau menyelamatkan diri.
Baca Juga: Jabatan Tidak Ada Artinya Bagi Abdullah bin Umar (2)
Perang Saudara Bukan Jalan Jihad Abdullah Bin Umar
Tetapi adalah karena tidak setuju dengan semua perselisihan dan fitnah itu. Serta menghindari peperangan yang terjadi bukan di antara Muslim dengan musyrik, tetapi antara sesama Muslimin yang saling menerkam saudaranya.
Hal itu dijelaskan dengan gamblang ketika ia ditanya oleh Nafi’: “Hai Abu Abdurrahman, anda adalah putera Umar dan sahabat Rasulullah Saw. dan anda adalah… serta anda…! Tetapi apa yang menghalangi anda bertindak?” Maksudnya apa yan menghalangi Abdullah bin Umar membela Ali?
“Sebab ialah karena Allah ta’ala mengharamkan atasku menumpahkan darah sesama Muslim! Allah berfirman: “Perangilah mereka itu hingga tidak ada lagi fitnah dan hingga orang-orang beragama itu semata ikhlas karena Allah.” (Al-Baqarah: 193)
Abdullah bin Umar melanjutkan, “Kita telah melakukan itu dan memerangi orang-orang musyriq, hingga agama itu semata bagi Allah! Tetapi sekarang apa tujuan kita berperang?
Saya telah mulai berperang semenjak berhala-berhala memenuhi Masjidil Haram dari pintu sampai ke sudut-sudutnya, hingga akhirnya semua itu dibasmi oleh Allah dari bumi Arab! Sekarang apakah saya akan memerangi orang yang mengucapak ‘Laa ilaah illallaah’, tiada Tuhan yang haq diibadahi melainkan Allah.?”
Demikianlah logika dan alasan dari Ibnu Umar, dan demikian pula keyakinan dan pendiriannya! Jadi ia menghindari peperangan dan tak hendak turut mengambil bahagian padanya.
Bukan karena takut atau hal-hal negatif lainnya. Tetapi adalah karena tak menyetujui perang saudara antara sesama umat beriman dan menentang tindakan seorang Muslim yang menghunus pedang terhadap Muslim lainnya. [Ln]
Sumber: Karakter Perihidup Enam Puluh Shahabat Rasulullah, Oleh Khalid Muh. Khalid