ChanelMuslim.com – Panji-Panji Qadisiyah di Tangan Sa’ad bin Abi Waqqash
Keteguhan iman Sa’ad bin Abi Waqqash tidak ada yang bisa menggoyahkannya bahkan ibunya sendiri yang rela mogok makan demi Sa’ad kembali ke agama nenek moyangnya.
Pantaslah Amirul Mukminin dengan hati tenang memancangkan panji-panji Qadisiyah di tangan kanannya, dan mengirimnya untuk menghalau pasuka Persi yang tidak kurang jumlahnya dari seratus ribu prajurit yang terlatih dan diperlengkapi dengan senjata dan alat pertahanan yang paling ditakuti dunia waktu itu, dipimpin oleh otak-otak perang yang paling jempol, dan ahli-ahli siasatnya yang paling cerdik dan licik.
Baca Juga: Kisah Sa’ad bin Abi Waqqash dengan Ibunya
Panji-Panji Qadisiyah di Tangan Sa’ad bin Abi Waqqash
Memang, kepada tentara musuh yang menakutkan inilah Sa’ad datang dengan membawa tiga puluh ribu mujahid, tidak lebih. Di tangan masing-masing tergenggam panah dan tombak.
Hanya semata-mata panah dan tombak, tetapi dalam dada menyala kemauan dari agama Islam, yang membuktikan keimanan, kehangatan, serta kerinduan yang luar biasa terhadap maut dan mati syahid!
Dan kedua pasukan itupun bertemula. Tetapi belum, mereka belum lagi bertempur. Di sana Sa’ad masih menunggu bimbingan dan pengarahan dari Amirul Mukminin Umar.
Di bawah ini tertera surat Umar yang memerintahkannya segera berangkat ke Qadisiyah, yang merupakan pintu gerbang memasuki Persi, ditancapkannya dalam hatinya kalimat berharga yang semuanya merupakan petunjuk dan cahaya:
“Wahai Sa’ad bin Wuhaib! Janganlah anda terpedaya di hadapan Allah, mentang-mentang dikatakan bahwa anda adalah paman dan shahabat Rasulullah!
Sungguh, tak ada hubungan keluarga antara seseorang dengan Allah kecuali dengan menta’ati-Nya! Semua manusia baik yang mulia maupun yang hina, pada pandangan Allah serupa tidak berbeda.
Allah Tuhan mereka, sedang mereka hamba-Nya. Mereka berlebih berkurang dalam kesehatan, dan akan beroleh karunia yang tersediakan di sisi Allah dengan ketaatan.
Maka perhatikanlah segala sesuatu yang pernah anda lihat pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam semenjak diutus sampai meninggalkan kita dan pegang teguhlah, karena itulah yang harus diikuti!”
Kemudian katanya pula:
“Tulislah kepadaku segala hal ihwal tuan-tuan, bagaimana kedudukan tuan-tuan, dan dimana pula posisi musuh terhadap tuan-tuan. Terangkan sejelas-jelasnya, hingga seolah-olah aku menyaksikan sendiri keadaan tuan-tuan!”
Sa’adpun membalas suara Amirul Mukminin dan menuliskan segala hal, hingga hampir saja diterangkannya tempat dan posisi setiap prajurit secara terperinci. [Ln]