• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Jumat, 30 Mei, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Kisah

Mengenang Buya

Februari 12, 2023
in Kisah
71
SHARES
546
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

oleh: Cahyadi Takariawan

ChanelMuslim.com – Belajar ilmu agama dari Buya Yunahar Ilyas, sangatlah menyenangkan. Tahun 1988, titik awal pertemuan saya dengan Buya di Gelanggang Mahasiswa UGM.

Beliau mengisi acara Pengkajian Aqidah Islam (PAI) di Gelanggang Mahasiswa UGM. Saya peserta sekaligus panitia.

Dari forum itu, kami minta ada kajian yang lebih mendalam dan serius. Maka beliau memfasilitasi panitia PAI untuk memperdalam ilmu agama melalui kajian kitab.

Saya ikut forum itu, di rumah kontrakan beliau di Karangkajen, Yogyakarta. Sepekan sekali kami mengaji kitab di rumah beliau. Saya masih kuliah di UGM waktu itu dan masih lajang.

Dari forum inilah kedekatan saya dengan Buya terbentuk. Forum ini berjalan cukup lama, sekitar 4 tahun. Saya sangat senang dengan model pemahaman Islam yang beliau ajarkan.

Saya mengidolakan Buya, maka saya ikuti semangat dakwahnya. Tentu saya tidak bisa menyamai ilmunya, namun saya tak mau kalah dalam semangat dakwahnya.

Kami sering ketemu di bandara, tanpa sengaja. Beliau berangkat agenda dakwah ke satu kota, dan saya ke kota lainnya. Ketemunya di bandara.

Jika cukup lama tak bertemu, beliau akan mengontak kami, minta ketemuan. “Kangen kalian”, kata beliau. Lalu kami bertemu – kadang di rumah beliau di Jalan Kaliurang, kadang di RM Padang. “Ajak teman-teman”, pesan beliau.

Yang beliau maksud “teman-teman” adalah para peserta kajian kitab di rumah kontrakan beliau tahun 1988 utu. Beliau tak pernah menghapus kenangan tentang kami, walau beliau telah menjadi tokoh penting tingkat Indonesia bahkan dunia.

Setiap kali ketemu kami, bak bendungan jebol, semua cerita Buya mengalir ke kami. Tentang apa saja. Beliau sangat lancar bercerita, dengan leluasa. Kami melihat, beliau sangat bahagia.

Ada saat beliau pengen menjadi ‘manusia biasa’, yang bebas berekspresi tanpa beban citra diri. “Di semua tempat, kita diperlakukan istimewa. Terutama oleh para panitia acara”, ujar beliau.
.
“Bersama kalian, saya bebas merdeka”, lanjut beliau dengan tertawa. Ini yang membuat kami selalu kangen dan selalu dekat dengan Buya.

Ada resep bahagia dari Buya. “Bahagiakan orang lain, kamu akan bahagia”. Pesan ini yang selalu saya coba laksanakan.

Doa kami mengiringi kepergianmu, Buya.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّارِ

Ya Allah, ampunilah dan rahmatilah Buya Yunahar. Bebaskanlah dan maafkanlah dia. Luaskanlah kuburnya dan mandikanlah ia dengan air, salju dan embun. Sucikan ia dari seluruh kesalahan seperti dibersihkannya kain putih dari kotoran. Berikan ia rumah yang lebih baik dari rumahnya (di dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya. Masukkanlah ia ke dalam surga dan lindungilah ia dari siksa kubur dan azab neraka.

Aamiin.[ind]

Previous Post

Jamaah Muslimin (Hizbullah) Gelar Aksi Uighur di Depan Kedubes China

Next Post

The Power of Cuma Segitu Doang

Next Post

The Power of Cuma Segitu Doang

Banjir Jakarta, Rumah Bunda Neno Warisman Ikut Tenggelam

Banjir Jakarta, Rumah Bunda Neno Warisman Ikut Tenggelam

Hikmah Banjir dari Bunda Neno Warisman

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga