ChanelMuslim.com – Banjir merupakan waktu yang tepat untuk introspeksi diri, berpasrah dan tawakkal serta menguji sebenar-benarnya iman, bahwa segalanya akan berpulang kepada Allah swt. Harta benda yang kita usahakan di dunia dalam sekejap bisa rusak, hancur, hanyut dan hilang, bahkan nyawa sekalipun bisa tercabut jika Allah menghendaki. Ketegaran menghadapi banjir diceritakan dengan haru oleh Bunda Neno Warisman yang rumahnya juga turut kebanjiran.
Putra yang Heroik
Neno bercerita saat dia dan anak-anak sudah keluar rumah dan kakaknya masih berada di dalam rumah, tiba-tiba seseorang berteriak, “Pagar beton jebol!” Pada saat itu, ia menyaksikan aksi heroik anak sulungnya yang menerobos banjir demi menyelamatkan Pakdenya.
“Putra sulung saya, Giffari yang sangat kuat fisiknya, menjadi pahlawan pertama.
Saya haru melihat putra saya tanpa diminta siapapun menerobos air menuju rumah kembali,” ujar Bunda Neno.
Mengingat kondisi yang tak pasti, Neno juga sempat memohon kepada Allah swt untuk melindungi putranya.
“Saya berbisik kepada Allah, ”Yaa Allah… anakku, pahlawan dia. Dia berani menempuh bahaya untuk selamatkan nyawa orang lain. Selamatkanlah dia. Kembalikan dengan selamat, namun jika sampai terenggut nyawanya karena ini, jadikan putra saya pangeran surga, Ya Allaah! Jerit hati saya. Khawatir tapi percaya dan berdoa terus sepanjang menunggu mereka. Ya, Kita tidak pernah bisa memprediksi apapun,” cerita Neno.
Semua Milik Allah
Setelah keluarga Neno sampai di tempat saudara di Depok, putra sulung Neno memeluknya sambil menahan tangis. Percakapan Neno dan anaknya membuat haru.
“Putra saya Mas Giffari, sang pahlawan saya, memeluk saya dan menahan tangisnya.”
“Kenapa Nak sayang?” tanya saya.
“Kasihan Bunda …sudah bekerja sangat keras untuk orang lain. Untuk masyarakat. Dan bunda cuma punya rumah itu satu-satunya. Bunda membuat rumah itu menjadi sangat nyaman sangat indah buat semua orang. Sekarang tenggelam. Kenapa bukan mereka yang jahat itu saja,” erat pelukannya pada ibunya.
“Semua milik Allah, bukan? Bunda tidak berat. Semua dan kita juga akan kembali pada Allah. Kita enggak punya apa apa. Sedang mereka yang jahat memang dibiarkan Allah. Istidraj Nak. Diulur waktu sampai tiba nanti Allah akan mengazab mereka dengan sangat pedih,” jelas saya meneguhkan keimanannya.
Neno mengatakan, “Saya balas pelukan sang pahlawan muda yang tegap (hasil gym yang kuat) dan mengatakan padanya bahwa ini menjadi peringatan bagi semua, untuk lebih mementingkan akhirat dari dunia. Lebih khusyuk dan tepat waktu shalat. Sedangkan benda benda, pada hakikatnya hanya dua saja. ‘Either hilang atau rusak. Itulah dunia.'”
Kehidupan saat ini, menurut Neno, adalah anugerah.
“Kita masih dizinkan tetap hidup sekarang adalah anugerah terbesar. Pakde masih tertolong. Coba kalau Pakde wafat tergulung arus. Jadi yang dari Allah semua baik. Yang membuat kerusakan adalah manusia, terutama para pemimpin yang zalim,” ujar Neno kepada anaknya.
Neno juga sempat berdoa untuk penduduk Kampung Bayam dan kampung-kampung miskin lainnya yang pasti mengalami hal yang lebih berat dari apa yang ia alami.
“Sungguh mereka yang hidup berhimpit selama ini adalah yang paling berhak kita kasihi,” tambahnya.
Foto dan video rumahnya yang tenggelam yang diambil pada pukul 11.30 tanggal 1 Januari 2020 itu Neno anggap sebagai pelajaran.
“Inilah peringatan bagi saya dan keluarga, untuk lebih lagi meyakini bahwa semua milik Allah. Apa yang menjadi milik-Nya berhak diambil kembali oleh yang memilikinya. Kita pada hakikatnya tidak memiliki apa apa. Semua ini bahkan nyawa ini hanyalah milik-Nya semata. Kita bersiap menunggu panggilan-Nya sambil terus bekerja berusaha berjuang menegakkan kalimat suci-Nya, membela umat Muhammad, sampai akhir usia Allah memanggil.
“Yaa Ayatuhannafsul Muthmainnah, ….” tutupnya.
Semoga kami dan kita semua yang membaca ini termasuk di dalamnya.
Amiin yaa Allah… Menjadi kaum orang-orang yang mendapat keridhoan Allah.
Amin.
Allahumma sholli ala Muhammad
Wa ala ali Muhammad![ind]