ChanelMuslim.com – Banyak sekali dimensi hijrah yang bisa dijadikan contoh dalam kehidupan manusia, seperti peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw dari Makkah ke Yatsrib menjadi tonggak penting dalam sejarah Islam. Dalam hijrah itu, Nabi bersama Abu Bakar ash-Shiddiq sahabat setia yang menemani Rasulullah menempuh perjalanan panjang ratusan kilometer, menuju tempat yang kini berubah nama jadi Madinah.
Ustaz Faris menuturkan bahwa untuk memulai sesuatu yang besar harus berdasarkan ilmu dan pengalaman , melihat episode penting dari perjalanan hijrah Rasulullah, yang bisa menjawab seluruh persoalan kehidupan manusia di setiap zaman. Dalam peristiwa hijrah Rasulullah Saw, ada pelajaran yang dapat diambil.
Pengalaman yang paling sukses dalam kehidupan manusia di muka bumi ini, kata Ustaz Faris, adalah pengalaman kehidupan Rasulullah Saw.
“Setiap orang memiliki titik hitam yang tidak akan bisa dilihat sendiri sebagai mentor dalam kehidupan . Dan umur kita terlalu pendek untuk mencapai sebuah tujuan atau mendapatkan segala sesuatu, maka pengalaman bukan guru terbaik,” kata Ustaz Faris BQ dalam pengajian akhir pekan Remaja Islam Sunda Kelapa pada Ahad, (14/02/2021) di Majid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat.
Guru terbaik, kata Ustaz Faris, adalah belajar dari sejarah, membaca kisah hijrah Rasulullah sebagai modal kapital kehidupan pada hari ini.
Ustaz Faris mengatakan bahwa Tauhid, aqidah, dan ukhuwah harus menjadi modal besar bagi kehidupan seseorang. Ketiganya adalah pondasi untuk mendirikan bangunan kehidupan, sebab seseorang sukses atau tidak bukan seberapa besar dia memiliki modal itu, tapi seberapa terampil dia mengkapitalisasi modal tersebut.
Allah Swt mengutus Rasulullah untuk menyampaikan wahyu, bukti mengenai hubungan manusia terhadap para rasul dilihat buktinya manusia sebagai makhluk Allah swt yang bersifat terbatas akal dan kemampuannya.
“Setiap orang dalam kehidupan tentunya butuh mentor untuk menjadi pedoman dalam seluruh bidang kehidupan. Rugi kalau kita punya rasul hanya tahu sebatas kapan lahirnya, kapan isra mi’raj-nya, kapan hijrahnya rugi sekali. Ada banyak nilai-nilai kehidupan Rasul Saw di segala bidang kehidupan dan dapat menjadi contoh,” ujarnya.
Bukti lain akan kebutuhan manusia terhadap rasul adalah manusia akan tuntutan kebutuhan-kebutuhan jasmani atau nalurinya yang mutlak diperlukan. Jika kebutuhan ini dibiarkan tanpa aturan akan menyebabkan malapetaka bagi manusia.
Manusia dalam fitrahnya senantiasa mengagungkan dan mensucikan penciptanya. Aktivitas inilah yang selanjutnya dikenal dengan ibadah, yang menghubungkan antara manusia dan penciptanya.
“Inikan sia-sia kalau tidak menjadi energi, namun ada prasyarat, infrastruktur ada cara-cara membuat Sirah Nabawiyah dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari hari,” tambahnya.
Ustaz Faris menuturkan bahwa kondisi wajah kehidupan di seluruh bumi ini pada perkiraan abad ke-6 dan 7 M termasuk abad kegelapan sejarah. Pada saat itulah, Allah mengutus Nabi datang di tengah-tengah kehidupan jahiliyah.
Namun, berkenaan dengan tujuan diutusnya Rasulullah, tampaknya agak sedikit berbeda dengan para Rasul lain. Sebelum kedatangan Islam sebagaimana yang didakwahkan Nabi Muhammad saw, bangsa Arab waktu itu dipenuhi tradisi jahiliyah. Maka, begitu Islam disebarluaskan oleh Nabi, teladannya menjadi contoh yang patut untuk ditiru.
“Apa yang dinikmati oleh orang-orang pada hari ini, titik kilometernya itu adalah kehidupan Rasulullah Saw. Kita perlu tahu agar tidak mudah terprovokasi ucapan-ucapan yang mendiskriminasikan Islam,” jelasnya.
Allah swt berfirman:
“Dan ketahuilah olehmu bahwa di tengah-tengah kamu ada Rasulullah. Kalau dia menuruti (kemauan) kamu dalam banyak hal pasti kamu akan mendapatkan kesusahan. Akan tetapi, Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan (iman) itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,” (QS. Al-Hujarat :7).
Ustaz Faris menuturkan bahwa perkara hijrah itu penting. Hijrah harus ikhlas dan hanya mengharapkan rahmat Allah swt. Maka, melalui teladan Rasulullah saw, yang tidak hanya teori, namun secara praktik, nabi sukses dalam semua bidang, semua ada dalam kehidupan Rasulullah saw. Allah mendesain seluruh kehidupan ini untuk dijadikan contoh bagi seluruh umat manusia dan dapat mengambil pengalaman dari hijrah Rasulullah Saw.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah : 218).[ind/Walidah]