ChanelMuslim.com – Kisah wanita ayan yang tak meminta kesembuhan ini terjadi pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Wanita ayan tersebut bernama Su’airah al-Asadiyyah.
Ia dikenal sebagai Ummu Zufar radhiyallahu ‘anhu yang berasal dari Habysah atau Ehtiopia. Kulitnya memang hitam tapi jiwanya memancarkan cahaya iman yang terang benderang.
Kisah ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam shahihnya yang bersanad dari ‘Atha’ bin Abi Rabah. Seperti yang dilansir dari media Muslimah.
Ibnu Abbas berkata kepadaku (‘Atha’ bin Abi Rabah), “Inginkah engkau aku tunjukkan seorang wanita penghuni surga?” Aku pun menjawab, “Tentu saja.”
Baca juga: Bantahan Ibnu Abbas yang Membuat 2000 Orang dari Kaum Khawarij Bertaubat
Ibnu Abbas menceritakan bahwa Ummu Zufar radhiyallahu ‘anhu telah datang menemui Rasulullah. Wanita tersebut memiliki penyakit ayan atau epilepsi yang telah lama diderita.
Ketika penyakitnya kambuh, maka Ummu Zufar radhiyallahu ‘anhu akan menjadi tidak sadar ketika auratnya terbuka. Oleh karena itu, ia meminta doa kepada Rasulullah agar diberi kesembuhan.
Lalu Rasulullah bersabda, “Jika engkau kuat bersabar, engkau akan memperoleh surga. Namun jika engkau ingin, aku akan berdoa kepada Allah agar Dia menyembuhkanmu.” (HR. Al-Bukhari 5652)
Mendengar perkataan Rasulullah, wanita ayan tersebut justru menjawab dengan keimanan yang luar biasa. Ia menyampaikan bahwa ia akan bersabar menerima penyakit ayan yang dideritanya. Bahkan, ia tidak lagi meminta Rasulullah untuk mendoakan kesembuhannya.
Maka ia berkata, “Aku akan bersabar.” Kemudian ia berkata, “Sesungguhnya aku (bila kambuh maka tanpa disadari auratku) terbuka, maka mintakanlah kepada Allah supaya auratku tidak terbuka.” Maka Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam pun mendoakannya. (HR. Al-Bukhari 5652)
Berdasarkan kisah tersebut, kita bisa merasakan kekuatan iman dari seorang Su’airah al-Asadiyyah. Ia ikhlas menerima takdir Allah atas dirinya.
Padahal, seperti yang kita ketahui bahwa penyakit epilepsi membuat penderita mengalami sensasi abnormal, kejang hingga kehilangan kesadaran karena terjadi gangguan pada sel saraf di otak. Namun, ia memilih bersabar dan menjadikannya timbangan kebaikan di hari kiamat. [Wnd]