ORANG Jepang dikenal disiplin, pekerja keras, mudah stres, dan susah tidur. Ada orang Jepang yang masuk Islam karena akhirnya bisa tidur pulas.
Seorang dai di Jepang yang tak mau disebutkan namanya pernah menceritakan sebuah pengalaman menarik. Ia pernah mengislamkan orang Jepang lantaran awalnya tidak bisa tidur.
Suatu pagi, sang dai sedang berada di sebuah stasiun KRL di sebuah kota di Jepang. Waktu itu, ia melihat seseorang yang seperti ingin bunuh diri dengan menabrakkan tubuhnya dengan kereta.
Ia bertanya, “Maaf, sepertinya Anda mau bunuh diri?”
Orang Jepang itu dengan enteng mengakuinya. “Ya saya mau bunuh diri, tapi tidak sekarang. Nanti jam 10 pagi,” ucapnya.
Sang dai pun berpura-pura tenang, padahal khawatir juga. Ia mencari cara agar perbuatan buruk itu tidak jadi dilakukan.
“Sekarang kan masih jam 6, bagaimana kalau Anda ikut saya ke tempat yang nyaman buat Anda?” ucap sang dai dengan ramah.
Orang Jepang itu tertarik. Ia penasaran tempat nyaman apa yang ditawarkan, selain karena masih terlalu lama ia menunggu jam 10 untuk bunuh diri.
“Baiklah, saya mau ikut kamu. Tidak jauh kan! Karena nanti sebelum jam 10 saya akan kesini lagi,” ucapnya sambil diiringi anggukan oleh sang dai.
Keduanya keluar dari stasiun. Sang dai mengajak orang Jepang itu ke tempatnya biasa bertugas. Yaitu, sebuah Islamic Center.
Setibanya di lokasi, sudah banyak orang yang menunggu sang dai. Mereka berkumpul di sebuah masjid kecil di Islamic Center itu.
Orang Jepang itu ikut masuk. Tapi sebelum masuk, ia diminta untuk mencuci tangan, muka, lengan, sebagian kepala, dan kaki. Persis seperti orang berwudhu.
Di dalam masjid, sang dai memimpin orang-orang di sana membaca Al-Qur’an, zikir, dan shalawat. Sementara si orang Jepang hanya duduk di pojok ruangan sambil ‘menikmati’ tempat yang disebut nyaman itu.
Hanya berselang sekitar satu jam, sang dai mencari-cari keberadaan si orang Jepang yang tak lagi berada di tempat. Setelah dicek, ternyata ia sedang tertidur pulas di ruangan itu.
Sang dai pun lega. Ternyata, orang itu hanya tertidur. Ia khawatir kalau orang Jepang itu tidak betah dan diam-diam balik lagi ke stasiun untuk bunuh diri.
Setelah berlalu sekitar sepuluh jam, orang Jepang itu terbangun dari tidurnya. Sang dai mendekatinya.
“Ah, sudah berapa lama saya tidur?” tanya si orang Jepang.
“Lebih dari 10 jam,” ucap sang dai.
“Luar biasa tempat ini. Seumur hidup saya, baru kali ini saya bisa tidur selama itu. Selama ini saya tersiksa karena tidak bisa tidur,” ungkapnya.
“Tempat apa ini?” tanyanya kemudian.
Sang dai menjelaskan kalau tempat ini disebut masjid, tempat di mana umat Islam beribadah, berzikir, dan berdakwah.
Ia pun tertarik untuk belajar agama Islam. Malam itu, sang dai mengajarkan dasar-dasar agama Islam kepadanya. Dan malam itu, ia senang karena bisa kembali tidur pulas di tempat itu.
Esok paginya, sang dai mengatakan, “Apa Anda masih ingin ke stasiun pada jam 10 nanti?”
Orang Jepang itu tersenyum. “Tidak. Saya ingin memeluk agama Islam. Karena dengan Islam, hati saya menjadi sangat tenang,” ungkapnya. [Mh]