ChanelMuslim.com – Kisah masa kecil Nabi Muhammad yang hampir diculik orang-orang Habasyah merupakan ketakutan mereka terhadap kebenaran kitab Injil terkait lahirnya orang besar.
Hal ini membuat Ibu Susu Rasulullah, Halimah menjadi takut Rasulullah diculik saat dalam pengawasannya. Oleh sebab itu, Halimah pun pergi ke Makkah untuk mengembalikan Rasulullah ke Aminah.
Baca Juga: Kisah Orang tua Rasulullah, Abdullah dan Aminah Menikah (1)
Tujuan Orang-orang Habasyah Menculik
Dalam Buku “Muhammadku Teladanku” jilid 2 (Masa Muda), halaman 68-69. Sygma Daya Insani Jabar, saat itu, Nabi Muhammad yang sudah berumur 5 tahun sedang bermain bersama saudara-saudaranya yang merupakan anak Halimah.
“Kak,tunggu!” seru Muhammad sambil berlari menuruni bukit.
Mereka sedang bermain kejar-kejaran sambil menggembala kambing.
“Ayo Muhammad kejar kami kalau bisa!” ujar Syaima, anak perempuan sulung Halimah sambil tertawa.
Anak-anak itu terus bermain. Diam-diam, ada beberapa orang Nasrani dari Habasyah sedang memerhatikan mereka.
“Lihat, Kak! Itu Ibu datang!” seru Muhammad.
Anak-anak menoleh. Mereka terpekik senang melihat Halimah datang menjemput. Namun, wajah Halimah tampak khawatir karena mencurigai beberapa bayangan yang sedang mengintai sambil berbisik-bisik di kejauhan.
Hatinya makin berdebar ketika orang orang Habasyah itu datang mendekat. Tanpa memedulikan dirinya, mereka langsung mendekati Muhammad.
“Paman mau apa?” tanya Muhammad ketika didekati.
“Berbaliklah, Nak! Kami ingin melihat punggungmu!” perintah salah seorang.
Muhammad membalikkan badan, lalu mereka melihat punggung Nabi Muhammad. Mereka saling pandang dengan wajah terkejut. Tanpa berkata apa-apa lagi, mereka segera berbalik ke tempat semula dan kembali berbisik-bisik.
“Kalian bermainlah lagi, Ibu akan mencari tahu apa yang mereka bicarakan,” kata Halimah kepada Muhammad dan saudara saudaranya.
Diam diam, Halimah mendekati orang-orang Habasyah yang sedang berbisik-bisik dan terkejut mendengar apa yang mereka katakan.
“Kita harus merampas anak ini dan membawanya kepada raja di negeri kita. Kita telah mengetahui seluk beluk tentang dia. Ada tanda di punggungnya yang meramalkan anak ini kelak akan menjadi orang besar.”
Orang orang Nasrani Habasyah itu tahu bahwa seorang Rasul terakhir akan dibangkitkan dan mereka diperintahkan mengikutinya seperti yang tertera pada Injil di bagian Kitab Ulangan (18) : 15-22, “Bahwa seorang Nabi di antara kamu, dari antara segala saudaramu dan yang seperti aku ini, yaitu akan dibangkitkan oleh Tuhan Allah-mu bagi kamu, maka dia haruslah kamu dengar.”
Halimah pun menjadi khawatir dan berpikir harus menjauhkan Nabi Muhammad dari mereka sekarang juga.
Baca Juga: Kisah Orang tua Rasulullah, Abdullah dan Aminah Dipisahkan Maut (2)
Nabi Muhammad Menghilang
Halimah pun cepat-cepat mengajak Muhammad pergi, tetapi dari kejauhan orang orang Habasyah juga terlihat bergegas mengikuti mereka.
Beruntung, Halimah mengenal daerah itu dengan baik, sehingga ia bisa melepaskan diri dari kejaran orang orang Habasyah walaupun dengan susah payah.
Berangkatlah Muhammad meninggalkan dusun Bani Sa’ad dengan semua kenangan indah yang tidak akan pernah hilang dari benaknya seumur hidup.
Halimah mengelus kepala Muhammad dengan penuh kasih sayang.
“Bergembiralah, Muhammad. Engkau akan berjumpa dengan ibu dan kakekmu.”
Makkah pada malam hari sangat ramai ketika mereka tiba. Saat melalui kerumunan itu, Nabi Muhammad terpisah dan menghilang. Halimah kebingungan.
Ia takut orang-orang Habasyah itu diam-diam masih mengikuti mereka dan mengambil kesempatan ini untuk menculik Muhammad. Sambil menangis, Halimah mendatangi Abdul Muthalib.
“Sungguh, pada malam ini, aku datang dengan Muhammad, tetapi ketika aku melewati Makkah Atas, ia menghilang dariku. Demi Allah, aku tidak tahu di mana kini ia berada.”
Setelah memerintahkan orang untuk mencari, Abdul Muthalib berdiri di samping Ka’bah, lalu berdoa kepada Allah agar Dia mengembalikan Muhammad kepadanya.
Tidak lama kemudian, datanglah seseorang bernama Waraqah bin Naufal dan seorang temannya dari Quraisy. Keduanya menyerahkan Muhammad kepada Abdul Muthalib, “Ini anakmu, kami menemukannya di Makkah Atas.”
Mereka pun lega dan gembira karena ternyata Nabi Muhammad tidak diculik oleh orang-orang Habasyah. [Cms]