BUKTI ujian keimanan keluarga Yasir salah satunya adalah lewat penyiksaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu mendatangi tempat keluarga Yasir disiksa.
Hari-hari itu, beliau belum memiliki kekuatan untuk melawan penyiksaan itu. Rupanya, inilah yang sudah menjadi kehendak Allah.
Agama baru, yakni agama Nabi Ibrahim yang suci, agama yang akan dikibarkan oleh Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukanlah gerakan perubahan sesaat.
Akan tetapi, agama ini merupakan sistem hidup bagi manusia sepanjang masa.
Baca Juga Kisah Sebelumnya: Ammar bin Yasir (1) – Siksaan Keluarga Yasir
Karena itu, manusia akan menerima agama ini lengkap dengan sejarah kepahlawanan, perjuangan, dan pengorbanan dalam menegakkan agama ini.
Pengorbanan mulia inilah yang menjadi modal utama yang kokoh dan kekalnya ideologi ini.
Ia merupakan angin segar menanamkan rasa cinta, harapan, dan kasih sayang di hati orang beriman. Ia merupakan menara bagi generasi mendatang untuk menilai kebenaran dan kebesaran Islam.
Baca Juga: Ammar bin Yasir (5) – Menjadi Gubernur Kufah
Bukti Ujian Keimanan Keluarga Yasir
Begitulah, penegakan Islam membutuhkan pengorbanan, harta maupun nyawa. Al-Qur’an telah banyak menegaskan hal ini.
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman, ’sedangkan mereka tidak diuji lagi?” (Al-Ankabut: 2)
“Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antara kalian, dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (Ali-Imran: 142)
“Dan sesungguhnya, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesunggunya, Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (Al-Ankabut: 3)
“Apakah kalian akan mengira bahwa kalian akan dibiarkan (begitu saja), sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kalian.” (At-Taubah: 16)
“Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kalian sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin).” (Ali-Imran: 179)
“Dan apa yang menimpa kalian pada hari bertemunya dua pasukan, maka (kekalahan) itu adalah dengan izin (takdir) Allah, dan agar Allah mengetahui siapa orang-orang yang beriman.” (Ali-Imran: 166)
Memang, demikianlah Al-Qur’an mendidik mereka yang berpegang teguh kepadanya.
Pengorbanan merupakan inti keimanan. Dan menghadapi segala rintangan dan kekejaman dengan sabar dan keteguhan akan membentuk kesempurnaan iman.
Oleh sebab itu, masa peletakan fondasi, memancangkan tiang dan pada saat membangun model percontohan, Islam harus memperkokoh dan menyucikan diri dengan pengorbanan.
Untuk tujuan mulia ini, terpilih sekelompok orang yang akan menjadi teladan bagi generasi Islam sesudah mereka.
Sumayyah, Yasir, dan ‘Ammar termasuk dari kelompok pilihan ini.
Mereka sengaja dipilih oleh Islam untuk mempersaksikan pengorbanan, keteguhan, dan kemauan keras dalam membela Islam, yang sekaligus bukti kuat akan keagungan dan keabadian Islam.[ind]
(Bersambung…) Ammar bin Yasir (3) – Wahyu Turun Untuk Ammar