BERTAHAN dalam ketabahan ditunjukkan oleh Al-Khansa binti Amru. Karena manusia adalah mahluk yang paling adaptif. Manusia memiliki kemampuan bertahan hidup dengan menyesuaikan diri pada bermacam situasi.
Salah satunya, karena dalam diri manusia terdapat kemampuan resiliensi atau daya lenting. Yakni kemampuan beradaptasi dengan tekun dan gigih di tengah situasi yang sulit.
Ibarat bola basket yang dijatuhkan ke bawah, daya lenting akan membuatnya kembali naik ke atas. Semakin keras jatuhnya, semakin tinggi pula pantulannya.
Uttiek M. Panji Astuti menulis, keberhasilan, kegagalan, kebahagiaan, kesedihan yang Allah hadirkan silih berganti akan membuat seseorang semakin kuat.
Manusia dengan kempuan daya lenting yang luar biasa dicontohkan oleh Al-Khansa binti Amru. Salah seorang shahabiyah yang dikenal dengan julukan ibu para syuhada.
Ketabahan dan ketegaran hatinya dicatat sejarah. Ia hantarkan keempat putranya syahid di medan jihad Qadisiyah melawan pasukan Persia.
Baca Juga: Ummu Hakim binti Al-Harits, Sahabiyah yang Membunuh Pasukan Romawi pada Hari Pernikahannya
Al-Khansa binti Amru Mengajarkan Bertahan dalam Ketabahan
View this post on Instagram
Kisah berawal saat keempat putranya yang ingin memenuhi panggilan jihad berdebat, siapa yang harus tinggal di Madinah menjaga Sang Bunda. Mendengar itu, Al Khansa memutuskan untuk membersamai mereka.
“Wahai anak-anakku, sesungguhnya kalian telah masuk Islam dengan ketaatan dan tanpa paksaan, kalian telah berhijrah dengan sukarela dan demi Allah, tiada Illah selain Dia.”
Ia lalu melepas putra-putranya dengan penuh haru dan ikhlas.
Hingga akhirnya kabar kematian putranya satu per satu sampai kepadanya. Kesabaran dan keikhlasan menuntunnya untuk berucap,
“Segala puji bagi Allah yang memuliakan diriku dengan syahidnya mereka, dan aku berharap kepada Rabb-ku agar Dia mengumpulkanku dengan mereka dalam rahmat-Nya.”
Peristiwa itu terjadi pada masa pemerintahan Khalifah Umar ibn Khattab. Amirul Mukminin lalu memenuhi kebutuhan hidup ibunda para syuahada itu hingga wafatnya di tahun 24 H.
Begitulah seharusnya seorang mukmin bersikap. Beriman pada takdir Allah akan membuat daya lenting semakin kuat. Percayalah, karena yang menuliskan takdir Maha Benar, Maha Memberi dan Maha Penyayang.[ind]