BAHWA ukhuwah itu semangat dalam memberi.
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةࣱ فَأَصۡلِحُوا۟ بَیۡنَ أَخَوَیۡكُمۡۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (Al Hujurat: 10).
Segera setelah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah beliau melakukan tiga hal penting yaitu membangun masjid, mempersaudarakan kaum muslimin (ukhuwah islamiyah) dan membuat konstitusi atau piagam Madinah yang merupakan kalimatun sawa, titik temu antar suku dan golongan yang ada di Madinah.
Setelah itu kita menyaksikan betapa banyaknya kisah fenomenal tentang ukhuwah islamiah dikalangan sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Dari mulai Saad bin Ar Rabi’ al Anshari yang memberikan atau menawarkan salah seorang istrinya dan setengah hartanya kepada Abdurahman bin Auf, hingga masakan kesukaan Umar bin Khattab, kepala kambing siap saji yang diberikan kepada tetangganya dan kemudian berkeliling sampai 7 rumah dan berakhir kembali ke rumah Umar.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Bukan karena mereka tidak suka, tapi karena mereka merasa bahwa tetangganya lebih membutuhkan.
Masih banyak lagi kisah fenomenal tentang ukhuwah islamiyah dikalangan generasi sabiqunal awwalun, tetapi intinya ukhuwah itu dasarnya adalah semangat untuk memberi kepada saudaranya dan mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri, seperti dalam hadits:
Dari Abu Hurairah beliau berkata, telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
“Seseorang diantara kalian tidak beriman jika belum bisa mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Jadi selama dua hal tersebut belum bisa raih, maka pembicaraan tentang ukhuwah islamiyah itu akan selalu menjadi teori diatas kertas.
Selama semangat untuk mendapatkan atau memperoleh sesuatu dari saudaranya lebih dominan, maka tidak akan timbul rasa empati.
Ukhuwah Itu Semangat Memberi (1)
Baca juga: Cermin Ukhuwah
Empati adalah kemampuan untuk memahami, merasakan, dan berbagi apa yang dirasakan, dipikirkan, dan dialami orang lain.
Empati juga melibatkan kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain dan membayangkan diri sendiri berada di posisi mereka.
Rasa empati inilah yang membuat seseorang tergerak untuk melakukan sesuatu untuk orang lain.
Tanpa empati, tidak akan pernah terjadi sikap itsar (mendahulukan saudaranya) sebagai bentuk atau praktek ukhuwah tertinggi.[Sdz]
Sumber: Serambi Ilmu dan Faidah