Chanelmuslim.com – Rasulullah kembali ke majelisnya sepulang dari rumah Ja’far bin Abu Thalib. Beliau dikelilingi para sahabat. Seorang penyair Islam terkemuka yang bernama Hassan bin Tsabit tampil dengan syairnya mengenang kepergian Ja’far bin Abu Thalib dan rekan-rekannya.
“Maju memimpin pasukan orang beriman
Menjemput kematian mengharap ridha Tuhan
Putra Bani Hasyim yang bersinar bak cahaya rembulan
Menyibak setiap kegelapan
Menebas setiap penyerangan
Lalu syahid sebagai pahlawan
Surga menanti sebagai imbalan
Sejuk segar seisi taman
Ja’far dan Muhammad ada kemiripan
Tegas dan menjadi tumpuan kepercayaan
Selam ada dari keturunan Hasyim seorang pejuang
Pasti Islam akan tetap menjadi panutan”
Lalu disusul oleh penyair lain yang bernama Ka’ab bin Malik,
“Kemuliaan untuk para pahlawan Mu’tah
Saling berdampingan dan tak tergoyahkan
Ridha Allah atas mereka, para pemuda gagah perkasa
Curahan rahmat mambasuh tulang-belulang mereka
Tabah dan sabar, demi Tuhan rela mempertaruhkan nyawa
Tak kenal mundur, menghalau setiap bahaya
Bendera pasukan di tangan Ja’far sang panglima
Menambah semangat tempur bagi setiap pejuang
Perang terus berjalan tak kenal lelah
Akhirnya, Ja’far menemukan kesyahidan
Rembulan serasa hilang
Dan matahari engggan menampakan sinar”
Orang-orang beriman dari kalangan miskin, menangisi kepergian Ja’far karena Ja’far adalah “Sang Penyantun Orang-orang Miskin”.
Abu Hurairah pernah berkata, “Yang paling penyantun kepada orang-orang miskin adalah Ja’far.”
Memang, ketika ia masih hidup ia sangat pemurah dalam memberikan hartanya. Dan sekarang, ketika ia menemui ajalnya, ia ingin menjadi syuhada yang paling pemurah memberikan nyawanya.
Abdullah bin Umar menceritakan, “Aku sama-sama terjun di Perang Mu’tah bersama Ja’far. Waktu kami mencarinya, kami mendapatinya syahid dengan 90 luka lebih di tubuhnya. Luka pedang, tombak dan panah.”
Bayangkan! Ada 90 luka lebih di tubuhnya.
Namun demikian, apakah para musuh itu benar-benar berhasil membunuh ruhnya? Mampukah mereka menghalanginya untuk bertemu Tuhannya?
Pedang dan tombak yang membunuh Ja’far untuk bertemu dengan Tuhannya yang Maha Pengasih. Ia akan berada di sisi-Nya, di tempat yang mulia; di surga yang abadi, tempat yang ia dambakan.
Marilah kita dengarkan sabda Rasulullah.
“Aku telah melihatnya di surga. Dia mengenakan dua sayap yang masih berlumuran darah, dan bertaburan bintang kehormatan.” []
Sumber : 60 Sirah Sahabat Rasulullah SAW/Khalid Muhammad Khalid/Al Itishom