Chanelmuslim.com – Sebagai istri, menjadi pendamping dan pendorong suami untuk selalu bersikap dan berperilaku yang berada dalam koridor kebaikan. Sementara dalam peran perluasan, setiap perempuan memiliki peluang-peluang untuk melakukan kebaikannya sendiri. Seperti ikan dan air, dua peran ini tak terpisahkan. Peran publik tak boleh melupakan peran azasi. Makanya, jalan perempuan untuk ke surga sangat banyak.
Seorang muslimah dituntut bisa menyeimbangkan urusan keluarga, mendidik anak serta syiar agama.
Maka, tak boleh memisahkan persoalan mengurus keluarga, mengurus anak dan suami dengan aktivitas dakwah. Sebab, mengurus keluarga itu sendiri adalah aktivitas dakwah. Bukankah ajakan kepada kebaikan itu pertama kali ada di dalam keluarga?
Hidup adalah amanah dari Sang Pemberi Hidup. Bagaimana menjalankannya, itu adalah pilihan. Bagi seorang muslim, seluruh aktivitas dalam kehidupannya semestinya adalah aktivitas dakwah.
Takdir sebagai istri anggota dewan atau pejabat publik seharusnya membuat seorang perempuan mampu menjalankan peran dakwah lebih luas lagi.
Ada dua peran utama setiap perempuan, yakni peran azasi dan peran perluasan.
Biasanya sering disebut peran domestik dan peran publik. Saya lebih suka menyebutnya peran azasi dan peran perluasan. Sebab, peran perluasan tidak meninggalkan peran azasinya.
Dengan peran azasi, seorang perempuan bertanggung penuh di dalam rumah tangga suaminya. Sebagai ibu dari anak-anak, melahirkan dan mendidik generasi yang mencintai Allah swt.
Sebagai istri, menjadi pendamping dan pendorong suami untuk selalu bersikap dan berperilaku yang berada dalam koridor kebaikan. Sementara dalam peran perluasan, setiap perempuan memiliki peluang-peluang untuk melakukan kebaikannya sendiri.
Seperti ikan dan air, dua peran ini tak terpisahkan. Peran publik tak boleh melupakan peran azasi. Makanya, jalan perempuan untuk ke surga sangat banyak.