RESOLUSI tahun baru. Yuk, jadikan tadabur sejarah Islam sebagai salah satu resolusi tahun 1445 H ini. Menyusuri jejak peradaban Islam langsung dari tempatnya.
Pendar lentera memancarkan keindahannya. Cahayanya bagaikan kunang-kunang yang membelah kegelapan malam.
Suara takbir bersahut-sahutan, ditinggahi celoteh bocah sebagai penanda: hari ini adalah hari bahagia. Satu tahun telah berlalu. Selamat datang tahun baru.
Dalam penanggalan Islam, bulan pertama di awal tahun dinamakan bulan Muharram. Berasal dari bahasa Arab, harrama-yuharrimu-tahriiman yang berarti diharamkan.
Secara makna, bulan Muharram adalah bulan suci yang diharamkan darinya hal-hal yang tercela.
Penulis buku Journey to the Light Uttiek M. Panji Astuti mengulas banyak peristiwa besar tercatat terjadi di bulan ini. Seperti diterimanya pertaubatan Nabi Adam setelah melakukan kesalahan.
Berlabuhnya bahtera Nabi Nuh yang selamat dari banjir bandang yang menerjang bumi. Selamatnya Nabi Ibrahim dari siksa Raja Namrud.
Dibebaskannya Nabi Yusuf dari penjara Mesir. Keluarnya Nabi Yunus dari dalam perut ikan paus. Disembuhkannya Nabi Ayyub dari penyakit yang mengerikan.
Serta selamatnya Nabi Musa dari kejaran Fir’aun dan pasukannya. Simbol kemenangan kebenaran atas kebathilan.
Baca juga: 3 Hal yang Membuat Belajar Sejarah Islam makin Asyik
Resolusi Tahun Baru, Tadabbur Sejarah Islam
Bulan Muharram adalah momen yang tepat untuk membuat resolusi tahun baru. Menyusun target dan agenda besar yang ingin dicapai sepanjang tahun.
Target-target yang tersusun rapi akan memudahkan kita untuk melakukan evaluasi di akhir tahun nanti. Mana yang tercapai dan mana yang luput, apa kendalanya, dan apa pelajaran yang bisa diambil darinya.
Target yang terencana membuat kita lebih mudah memfokuskannya serta menyusun strategi untuk mencapainya.
Apa targetmu di tahun ini?
“Hanya ada 3 hari di dunia ini: Hari kemarin, ia telah pergi bersama dengan semua yang menyertainya. Hari esok, engkau mungkin tak akan pernah menemuinya. Hari ini, itulah yang engkau miliki, maka beramallah.” [Imam Hasan al Bashri]
View this post on Instagram
Yuk, jadikan tadabur sejarah sebagai salah satu resolusi tahun 1445 H ini. Menyusuri jejak peradaban Islam langsung dari tempatnya.
Bagaimana kalau kita memulainya dari permata peradaban Islam di Asia Tengah? Negeri Uzbekistan yang setiap jengkal tanahnya kaya akan jejak sejarah yang tak ternilai harganya.
Menyinggahi tanah kelahiran Al Khawarizmi, menziarahi makam Imam Bukhari, menyaksikan kemolekan Registan Square, serta menikmati senja di Khiva yang luar biasa.[ind]