PERUSAK agama dan masyarakat yang dijelaskan oleh Ustaz M. Abdullah Sholihun.
Namimah atau mengadu domba merupakan dosa besar yang sangat dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya.
Perilaku buruk ini termasuk penyakit hati yang mematikan, virus ganas yang dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat serta melahirkan permusuhan dan pertikaan dikalangan umat manusia.
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan bahaya namimah ini dalam firman-Nya:
وَلاَ تُطِعْ كُلَّ حَلاَّفٍ مَهِينٍ (10) هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ (11)
“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina, yang banyak mencela, yang ke sana ke mari menghambur fitnah”. (QS. Al-Qalam: 10-11).
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, yang dimaksud dengan orang yang kesana kemari menghambur fitnah yaitu orang yang berjalan ke sana ke mari dikalangan orang banyak, menabur benih permusuhan diantara mereka, menukil pembicaran dengan tujuan mengadu domba diantara sesama, perilaku jelek seperti ini adalah perusak.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Para ulama mendefinisikan namimah dengan menukil ucapan sebagian orang kepada orang lain dengan tujuan merusak hubungan keduanya.
Atau dengan bahasa hadits Nabi, orang yang menemui seseorang dengan satu wajah, dan menemui orang lain dengan wajah yang lain.
Artinya, “nammam” atau orang yang melakukan namimah itu bermuka dua, bermuka manis di depan seseorang sembari menjelekkan orang lain. Rasullullah bersabda:
وَتَجِدُونَ مِنْ شِرَارِ النَّاسِ ذَا الْوَجْهَيْنِ الَّذِي يَأْتِي هَؤُلَاءِ بِوَجْهٍ وَهَؤُلَاءِ بِوَجْهٍ
“Engkau mendapati diantara orang yang paling jahat adalah si muka dua, dia mendatangi suatu kaum dengan satu wajah, dan mendatangi kaum yang lain dengan wajah yang lain.” (HR. Muslim).
Dampak buruk dari namimah sangatnya besar, sehingga Ibnu Abdil Barr dari Yahya bin Abi Katsir, ia mengatakan:
Perusak Agama dan Masyarakat (1)
“Para penabur benih permusuhan dan pendusta mampu merusak (manusia) hanya dalam waktu yang singkat, sesuatu yang tidak dijumpai pada penyihir dalam setahun.”
Senada dengan nukilan tesebut, Imam An Nawawi mengatakan:
“Namimah adalah merekayasa omongan untuk menghancurkan manusia.”
Sesungguhnya bagi orang yang mengadu domba dan menebar fitnah terdapat ancaman yang sangat berat, sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits Nabi, diantranya:
Pertama, mendapatkan ancaman untuk masuk neraka.
Baca juga: Definisi Sombong dalam Syariat Islam
Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dalam ash-Shahihain, dari Hamam bin Harits, beliau berkata:
“Kami duduk-duduk bersama Hudzaifah di dalam masjid. Lalu ada seseorag datang dan duduk bersama kami, sembari mengadu pada Hudzaifah: “Sesungguhnya orang ini telah mengadu beberapa hal pada Sulthan (penguasa).” Maka Hudzaifah berkata, “Aku pernah mendengar Rasulallah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لا يَدْخُلُ الجَنَّةَ نَمَّامٌ
“Tidak akan masuk surga tukang (fitnah) pengadu domba.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dosa namimah sangatlah besar, mengingat dampak buruk yang diakibatkannya.
Oleh karena itu wajar apabila pelakunya mendapatkan ancaman tidak masuk surga.
Tentunya sesuai dengan aqidah Ahlussunnah wal Jamaah, bahwa yang dimaksud disini tidak masuk surga pada momen pertama kali kaum muslimin masuk surga setelah melewat Ash-shirath atau jembatan yang membentang di atas neraka Jahannam.
Ia harus memasuki neraka beberapa waktu untuk membersihkan dirinya dari dosa tersebut.
Jika semua dosanya sudah diberikan azab yang setimpal, maka ia akan dimasukkan surga jika ada keimanan di dalam dadanya.[Sdz]