PENTINGNYA memuliakan tetangga tidak terlepas dari kedekatan mereka terhadap diri kita. Kedudukan tetangga menjadi begitu penting dalam kehidupan keberagamaan dan intelektual seseorang.
Tetangga merupakan amanah dari Allah. hubungan dengan kita bisa dekat, bisa juga jauh. Tergantung dari sikap kita terhadap tetangga.
Baca Juga: Kisah Jameel dan Almond Bagikan Air Gratis untuk Tetangga di Gaza
Pentingnya Memuliakan Tetangga
Dari Aisyah ra., “Aku berkata kepada Rasulullah saw, “Aku mempunyai dua tetangga. Tetangga mana yang harus didahulukan ketika aku ingin memberi hadiah?’ Rasulullah saw menjawab, “Kepada tetangga yang pintu rumahnya paling dekat.” (HR. Bukhari)
Tetangga merupakan cerminan kehidupan kita. Kita akan merasa aman jika hidup dengan tetangga yang baik. Kita akan merasa tidak nyaman dengan tetangga yang tidak baik.
Untuk menjaga hubungan, alangkah baiknya jika kita saling memberi hadiah. Tidak perlu yang mahal. Hadiah itu akah Allah hitung sebagai sedekah walau hanya berupa kikil kambing.
Dari Abu Hurairah ra. Rasulullah saw bersabda, “Wahai kaum perempuan muslim janganlah sekali-kali seorang tetangga itu merasa terhina untuk memberi sedekah kepada tetangganya walaupun hanya berupa kikil kambing.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tetangga adalah keluarga lain sesudah anak, orangtua, dan kerabat. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits bahwa Rasulullah saw berkata, “Tak henti-hentinya Jibril berwasiat kepadaku tentang tetangga sampai-sampai aku mengira jika tetangga dapat mewarisi.”
Hak tetangga juga tidak mengenal perbedaan agama. Mujahid meriwayatkan bahwa Abdullah Ibnu Amar disembelihkan seekor domba untuk keluarganya.
Ketika akan dihidangkan, dia berkata, “Apakah kalian sudah mengirimi tetangga kita yang Yahudi itu? Sebab aku mendengar Rasulullah saw berkata, “Tak henti-hentinya Jibril berwasiat kepadaku tentang tetangga, sampai-sampai aku mengira bahwa dia dapat mewarisi.’
Dari Anas bahwa Rasulullah saw bersabda, “Demi Zat yang diriku berada dalam kekuasaan-Nya, seseorang hamba belum dikatakan beriman sebelum dia mencintai tetangganya,” atau Nabi mengatakan, “Kepada saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri.” [MAY/Cms]