RASULULLAH meninggalkan sesuatu di tempat duduk apabila hendak kembali lagi. Abu Darda ‘Radhiyallahu Anhu berkata,
“Adalah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, apabila beliau berdiri ketika sedang duduk bersama kami dan hendak kembali lagi; beliau mencopot dua sandalnya atau sebagian yang dikenakannya.
Maka, para sahabat pun mengetahui hal itu sehingga mereka tetap di tempatnya.” (HR. Abu Dawud)
Baca Juga: Kepribadian Rasulullah
Meninggalkan Sesuatu di Tempat Duduk apabila Hendak Kembali Lagi
Yang dimaksud dengan mencopot dua sandalnya, yaitu melepaskannya dan meninggalkannya di tempat duduk beliau.
Sedangkan sebagian yang dikenakannya bisa sorban, selendang, atau pun apa yang beliau kenakan saat itu.
Dengan demikian, para sahabat pun mengetahui maksud beliau yang akan kembali setelah menyelesaikan sebagian urusannya, sehingga mereka pun tetap berada di tempat duduk masing-masing dan tidak pergi meninggalkan majlis tersebut.
Ada beberapa poin yang bisa kita jadikan catatan dari kebiasaan Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam hal ini.
Pertama: Nabi kurang suka memutuskan pembicaraan yang belum selesai, sehingga beliau merasa perlu kembali lagi ke tempat duduknya setelah menyelesaikan sebagian keperluannya.
Kedua: Apabila beliau hendak kembali ke majlis, beliau memberikan tanda para sahabat Radhiyallahu Anhum bahwa beliau akan kembali lagi.
Ketiga: Kedekatan para sahabat dengan Nabinya, sehingga mereka memahami kebiasaan beliau dan mengerti apa yang beliau inginkan dengan sesuatu yang ditinggalkan di tempat duduknya.
Keempat: Penghormatan yang tinggi dari para sahabat kepada Rasulullah.
Betapa mereka enggan meninggalkan majlis beliau, manakala beliau masih akan kembali lagi ke majelis tersebut.
Kelima: Semangat para sahabat yang menggebu dalam menuntut ilmu, sehingga mereka rela menunggu kedatangan Nabi kembali demi mendengarkan dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat bagi diri mereka dan agamanya.
Jadi, jika mengikuti kebiasaan Nabi ini, sekiranya ada ustadz atau ulama yang sedang memberikan ceramah atau pengajian, lalu dikarenakan satu dan lain hal yang mengharuskan dirinya pergi meninggalkan majlis namun dia masih ingin kembali lagi; maka dia bisa meninggalkan sesuatu sebagai tanda bahwa dia akan kembali.
Adapun barang yang ditinggalkan untuk kita di masa sekarang, bisa saja berupa buku peci, sajadah, bolpen, sorban, kaca mata, dan sebagainya. Wallahu a’lam. [Ai/Cms]
(Sumber: 165 Kebiasaan Nabi, Abduh Zulfidar Akaha, Pustaka Al-Kautsar)