MENDATANGI masjid terlebih dahulu saat baru tiba dan shalat dua rakaat. Sebelum berangkat bepergian, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bedoa kepada Allah agar senantiasa menjaga dirinya dari berbagai hal yang membahayakan selama dalam perjalanan.
Dalam doanya, beliau juga menitipkan rumah, harta, dan keluarganya kepada Allah, agar Dia selalu menjaga mereka selama beliau tinggal bepergian.
Kemudian manakala beliau pulang kembali dari bepergian dalam keadaan sehal wal afiat., yang pertama kali beliau lakukan adalah datang ke masjid dan shalat dua rakaat. Ini adalah ungkapan rasa syukur dan terima kasih beliau kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memelihara dirinya, hartanya, dan seluruh keluarganya selama bepergian.
Baca Juga: Shalat Dua Rakaat Malam Pertama bagi Pengantin Baru
Mendatangi Masjid Terlebih Dahulu saat Baru Tiba dan Shalat Dua Rakaat
Dalam sebuah hadits shahih disebutkan,
“Dan Ka’ab bin Malik Radhiyallahu Anhu, bahwasanya apabila Rasululllah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah tiba dari bepergian beliau mulai dari masjid dan shalat dua rakaat di dalamnya.” (Muttafaq Alaih)
Maksud dari kalimat “telah tiba dari bepergian,” yaitu ketika baru saja sampai ke Madinah setelah sekian lama bepergian jauh. Sedangkan “mulai dari masjid,” maksudnya ialah yang pertama kali beliau lakukan ketika baru saja sampai, dimana beliau terlebih dahulu mendatangi masjid.
Jadi, sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam datang ke rumah untuk menemui keluarganya, beliau pergi ke masjid terlebih dahulu.
Demikianlah kebiasaan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam manakala baru tiba dari bepergian. Beliau lebih mendahulukan masjid daripada rumahnya. Atau lebih tepatnya, beliau lebih mengutamakan Allah daripada rumahnya sendiri, dan lebih mengutamakan Allah daripada keluarganya dan dirinya sendiri.
Hal ini terbukti secara tersirat, yakni bagaimana beliau yang belum mengetahui keadaan keluarganya, apakah mereka sehat atau sakit. Apakah mereka masih utuh ataukah sudah berkurang.
Dan apakah tidak terjadi apa-apa terhadap harta dan segala yang beliau tinggalkan sebelum berangkat, ataukah ada sesuatu hal tak diinginkan yang menimpa. Namun, tanpa perlu mengetahui bagaimana kabar mereka, beliau ‘menemui’ Allah terlebih dahulu di masjid.
Setidaknya masih ada dua ibrah lagi dari apa yang dilakukan Nabi ini. Yang pertama, hal ini adalah semacam laporan Nabi keapda Allah bahwa beliau telah kembali dan hendak mengambil kembali lagi apa yang telah beliau titipkan kepada-Nya sebelum berangkat.
Ibarat orang pergi yang menitipkan kunci pada tetangganya, lalu ketika kembali dia minta lagi kunci itu dari tetangganya. Dan kedua, hal semacam ini sikap kepasrahan seorang hamba sekiranya terjadi sesuatu yang tidak diharapkan atas keluarganya.
Seakan-akan Nabi mengatakan kepada Allah, bahwa beliau siap dengan apa pun yang terjadi pada keluarganya.
Seyogyanya, sekiranya memungkinkan bagi kita untuk meniru Rasululah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam hal ini, alangkah baiknya jika kita juga melakukannya.
Ini adalah sunnah dan yang melakukannya akan mendapatkan pahala dari Allah. Meskipun tentu saja, bagi orang yang rumahnya dekat dengan masjid akan lebih mudah mengerjakannya daripada mereka yang rumahnya jauh dari masjid.
Dan, bagi yang rumahya jauh dari masjid, sekiranya dia tidak sempat pergi ke masjid, setidaknya dia dapat melakukan shalat sunnah dua rakaat ketika baru tiba dari bepergian jauh yang memakan waktu lama, sebagai tanda syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala nikmat yang telah dia karuniakan kepada dirinya dan keluarganya.
Dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim disebutkan sebuah hadits dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu Anhuma, bahwasanya ketika dia datang dari suatu perjalanan, dia mendapatkan Nabi sedang berada di pintu masjid. Lalu Nabi berkata kepadanya,
“Tinggalkan untamu dan masuklah (ke dalam masjid), shalatlah dua rakat!”
Kemudian Jabir pun masuk masjid dan Shalat dua rakaat. [Cms]
(Sumber: 165 Kebiasaan Nabi, Abduh Zulfidar Akaha, Pustaka Al-Kautsar)