DALAM Al-Qur’an Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman mengenai kaidah agung sebuah profesional yang membawa manusia kepada orientasi nilai dan kualitas, di mana Allah menegaskan bahwa derajat manusia akan sesuai dengan amal yang mereka lakukan.
وَلِكُلٍّ دَرَجٰتٌ مِّمَّا عَمِلُوْاۗ وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ ١٣٢
Masing-masing orang ada tingkatannya, (sesuai) dengan apa yang mereka kerjakan. Tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan. (Al-An’am:132).
Kaidah ini berlaku universal, artinya siapa pun di dunia ini yang mampu menjalankannya, maka ia akan mencapai hasil yang maksimal.
Lihatlah hasil berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa ternyata urutan teratas negara yang memiliki jam kerja paling panjang adalah negara-negara maju.
Sebagai muslim, kita seharusnya sadar bahwa Al-Qur’an sejak 14 abad yang lampau telah mengajak umatnya untuk selalu meningkatkan etos kerja.
Maka tidak heran Al-Qur’an menggandengkan kata iman dengan amal saleh sebanyak 77 kali.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Bahkan Al-Qur’an mengajak kita untuk selalu berproduksi dalam kehidupan ini.
فَاِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْۙ ٧
Apabila engkau telah selesai (dengan suatu kebajikan), teruslah bekerja keras (untuk kebajikan yang lain). (Al-Insyirah:7).
Khalifah Umar bin Khattab menulis surat kepada Gubernur Abu Musa Al-Asy’ari yang isinya:
Sesungguhnya kekuatan itu terletak pada prestasi kerja. Oleh karena itu, janganlah Engkau tangguhkan pekerjaan hari ini hingga esok, karena pekerjaanmu akan menumpuk, sehingga kamu tidak tahu lagi mana yang harus dikerjakan, dan akhirnya semua terbengkalai.
Demikianlah pemahaman para salaf tentang waktu dan etos kerja.
Maka pantaslah jika Umar bin Abdul Aziz hanya dalam waktu 2,5 tahun mampu menyejahterakan seluruh rakyatnya, sehingga tidak ada lagi yang membutuhkan zakat.
Di samping etos kerja, Islam mengajarkan kepada kita untuk selalu meningkatkan mutu kualitas kerja kita.
Baca juga: Khutbah Jumat Tentang Etos Kerja dan Keikhlasan dalam Islam
Materi Kultum, Profesional
Karena hasil kerja kita tersebut, tidak hanya akan dilihat manusia sebagai hasil produk yang dinikmati konsumen.
Namun Allah dan Rasul-Nya juga akan menjadi saksi atas apa yang telah kita lakukan di dunia ini.
وَقُلِ اعْمَلُوْا فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ ١٠٥
Katakanlah (Nabi Muhammad), “Bekerjalah! Maka, Allah, rasul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu. Kamu akan dikembalikan kepada (Zat) yang mengetahui yang gaib dan yang nyata. Lalu, Dia akan memberitakan kepada kamu apa yang selama ini kamu kerjakan.”(At-Taubah:105).
Jadi bisa dikatakan, bahwa standar hasil produk bagi umat Islam, tidak hanya distandarkan di dunia, melainkan akan distandarkan dengan nilai-nilai di akhirat kelak.
Maka tidak heran jika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam selalu mengimbau umatnya untuk bekerja secara profesional.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Sesungguhnya Allah mencintai seseorang apabila mengerjakan sesuatu dengan profesional. (HR. Al-Baihaqi).
Semoga kita semua diberi kemampuan untuk selalu bekerja secara profesional dan menjadi salah satu pilar kebangkitan umat dalam mengembalikan peradabannya.
Sumber: Kumpulan Kultum Terlengkap Sepanjang Tahun – Dr. Hasan El Qudsy
[Sdz]