PARA cendekiawan Maroko ternyata dikenal sebagai ilmuwan yang menginspirasi dunia. Tak sedikit para ahli yang berasal dari negeri yang baru-baru ini mendapat ujian gempa bumi itu.
Inilah deretan para ilmuwan Muslim dari Maroko yang patut kita teladani.
Ibnu Batutah
Ibnu Batutah bernama lengkap Abu ‘Abd Allah Muhammad ibn ‘Abd Allah al-Lawati al-Tanji ibn Battuta. Dia lahir di pelabuhan Tangier Maroko pada 1304 dan bukan keturunan Arab melainkan Berber.
Dia berasal dari keluarga cendekiawan hukum Islam. Ini menjadi warisan intelektual yang nantinya akan membuatnya menopang tugas sebagai hakim kepala untuk penguasa asing.
Masa hidup Ibnu Batutah bertepatan dengan puncak kemegahan di bawah dinasti Marinid Maroko, yang memerintah sebagian besar Afrika Utara antara 1244 dan 1465, yang menjadikan ibu kota kekaisarannya di Fez.
Kota kuno itu adalah tempat Ibn Battuta mendiktekan memoarnya kepada juru tulis muda Ibn Juzayy.
Kota kuno Fez adalah tempat belajar yang dikenal sebagai ‘Athena Afrika’, yang menampung al-Qarawiyyin, sebuah kompleks masjid, madrasah, perpustakaan, dan universitas sejak abad kesembilan
Ibnu Rusyd
Ibnu Rusyd dikenal dengan nama Averoes di Barat. Ibnu Rusdy memang tidak lahir di negeri Maghribi Maroko, tetapi punya jejak yang tak mungkin bisa terlepas dari Maroko.
Ibnu Rusyd lahir di Kordoba, Spanyol, dan wafat di Marrakesh, Maroko pada 9 Safar 595 H atau 10 Desember 1198 Masehi.
Ibnu Rusyd merupakan seorang intelektual Muslim pada multidisiplin ilmu. Dia seorang dokter, ahli hukum, dan filosof paling popular pada periode perkembangan filsafat Islam (700-1200 M).
Keterkaitan Ibnu Rusyd dengan Maroko adalah ketika dia diasingkan oleh Khalifah Al Makmun yang seorang Asy’ariyah ke tempat pengasingan di Maroko.
Dia diasingkan karena pemikirannya yang dituding menyimpang dari Islam.
Di ujung hayatnya, Ibnu Rusyd mengalami kesulitan. Dia dikucilkan dalam peradaban islam di saat itu, yang didominasi pemikiran Al-Ghazali.
Ibnu Qasim Al Tamimi
Abu Abdullah Muhammad bin Qasim bin Abdul Rahman bin Al-Karim Al-Tamimi Al-Fassi atau yang dikenal dengan Ibnu Qasim Al Tamimi, adalah seorang ulama hadits asal Maroko yang lahir antara tahun 1140 (535 H) dan 1145 (540 H).
Dia adalah seorang imam, perawi dan penghafal hadis. Dia melakukan perjalanan untuk mencari ilmu ke Andalusia dan Levant.
Lalu kembali ke Fez, di mana dia belajar dengan Syekh Abu Madyan dan Syekh Abu Yazza. Ibnu Qasim adalah penulis kitab Al-Mustafid fi Manaqib Al-Ibbad. Dia wafat pada 1206 M/603 H.
Al Murrakushi
Nama lengkapnya ialah Abd al-Wahid Al Murrakushi. Dia lahir pada 1185 Masehi. dan menimba ilmu di kota kelahirannya, Fez.
Dia melakukan perjalanan ke Spanyol pada 1208. Pada 1217, dia pindah ke Mesir hingga akhir hayatnya.
Karyanya pada 1224, melengkapi tulisan sejarah Dinasti Almohad dengan judul, Kitab al-Mu’jib fi Talkhis Akhbar Ahl al-Maghrib.
Kitab utama yang ditulis oleh Al Murrakushi adalah Jami’ Al Mabadi’ wal Ghayat fii ‘Ilm Al Miqat yang digarap pada 1229-1230. Isi buku ini ialah tentang astronomi, trigonometri, dan ilmu ukur astronomi.
Al Murrakushi sejajar dengan ahli matematika dan astronomi besar lainnya. Seperti Al Khwarizmi, Al Farghani, Al Battani, Abu Al Wafa, Al Biruni, Ibnu Sina, Al Zarqali dan Jabir bin Aflah.
Ibnu Al Banna
Ibnu Al Banna bernama lengkap Abu Al Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Utsman Al Azdi. Dia lahir pada 1256 di Marrakesh.
Ada klaim bahwa Ibnu Al Banna lahir di Granada di Spanyol dan pindah ke Afrika Utara untuk pendidikannya. Namun yang pasti dia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Maroko.
Lalu kembali ke Fez, di mana dia belajar dengan Syekh Abu Madyan dan Syekh Abu Yazza. Ibnu Qasim adalah penulis kitab Al-Mustafid fi Manaqib Al-Ibbad. Dia wafat pada 1206 M/603 H.
Ibnu Al Banna bernama lengkap Abu Al Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Utsman Al Azdi. Dia lahir pada 1256 di Marrakesh. Ada klaim bahwa Ibnu Al Banna lahir di Granada di Spanyol dan pindah ke Afrika Utara untuk pendidikannya. Namun yang pasti dia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Maroko.
Ibnu Al Banna mempelajari ilmu geometri, bilangan pecahan dan menyumbang keilmuan yang mengesankan terhadap matematika.
Di universitas di Fez, Ibnu Al Banna mengajar semua cabang matematika, yang saat ini meliputi aritmatika, aljabar, geometri, dan astronomi.
Dia menerbitkan buku tentang Djebbar atau etnomatematika. Diperkirakan, ada lebih dari 100 judul karya yang dibuat oleh Ibnu Al Banna.
Sebanyak 32 buah karya terkait matematika dan astronomi. Sedangkan, sisanya terdiri dari berbagai disiplin ilmu, seperti linguistik, retorika, astrologi, tata bahasa, dan logika.
Dia juga membuat karya Ensiklopedi Tanbih al-Albab yang menjadi panduan hitungan pembangunan irigasi. Ibnu Al Banna mengenalkan sejumlah persamaan matematika yang meyakinkan beberapa cendekiawan tentang simbolisme aljabar.
Dia juga menghasilkan dua buku dengan judul Talkhis A’mal Al-Hisab dan Raf’ Al-Hijab. Buku pertama dinilai sebagai karya terbaik Ibnu al-Banna dalam matematika.
Dua buku tersebut merupakan pandangan Ibnu Al Banna tentang Talkhis.
Lewat buku ini, Ibnu Al Banna memperkenalkan beberapa notasi matematika yang membuat penulis tertentu percaya bahwa simbolisme aljabar pertama kali dikembangkan dalam Islam oleh Ibnu Al Banna dan Al Qalasadi. Namun hal itu tidak disetujui oleh semua sejarawan.
Kendati begitu, banyak ide dan hasil matematika menarik yang muncul di Raf’ Al Hijab, termasuk pecahan lanjutan yang digunakan untuk menghitung perkiraan akar kuadrat.
Itulah lima cendekiawan dari Maroko yang terkenal dan menginspirasi dunia sehingga patut menjadi teladan bagi siapapun yang ingin belajar dan bermanfaat bagi sekitar.[ind]