MENTERI Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan bahwa tidak ada kesepakatan formal mengenai gencatan senjata dengan Israel, meskipun Amerika Serikat baru-baru ini mengklaim bahwa gencatan senjata telah dicapai.
“Sampai saat ini, belum ada ‘kesepakatan’ mengenai gencatan senjata atau penghentian operasi militer,” kata Araghchi dalam sebuah posting di X.
Ia menambahkan bahwa tindakan militer Iran merupakan respons terhadap agresi Israel, bukan perang yang diprakarsai oleh Teheran.
Komentarnya muncul beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Iran telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata lengkap dan total menyusul meningkatnya konflik selama hampir dua minggu.
Araghchi menekankan bahwa Iran akan menghentikan respons militernya jika Israel menghentikan serangannya paling lambat pukul 4:00 pagi waktu Teheran (0030 GMT) pada hari Selasa (24/6/2025).
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
“Jika rezim Israel menghentikan agresi ilegalnya terhadap rakyat Iran, kami tidak berniat untuk melanjutkan respons kami setelah itu,” katanya.
Meski begitu, ia memperingatkan bahwa keputusan akhir mengenai penghentian operasi militer kami akan dibuat kemudian.
Dalam unggahan lanjutannya, Araghchi memuji pasukan Iran karena melanjutkan operasi hingga menit terakhir dan mengatakan mereka tetap siap untuk mempertahankan negara hingga titik darah penghabisan.
Pernyataan tersebut menggarisbawahi ketidakpastian mengenai apakah gencatan senjata yang diumumkan AS berlaku sepenuhnya atau disetujui oleh semua pihak.
Iran Bantah Gencatan Senjata, tapi Isyaratkan Hentikan Serangan jika Israel Berhenti
Baca juga: Iran Luncurkan Rudal ke Pangkalan AS di Qatar
Saat pembicaraan gencatan senjata berputar-putar, Israel mengklaim Iran meluncurkan rudal baru, sementara media Iran melaporkan Israel membunuh ilmuwan nuklir Mohammad Reza Siddiqi.
Permusuhan antara Israel dan Iran meletus pada tanggal 13 Juni ketika Israel melancarkan serangan udara terhadap fasilitas nuklir, militer, dan warga sipil di seluruh Iran.
Konflik semakin meningkat ketika pasukan AS bergabung dengan agresi Israel selama akhir pekan, yang menargetkan tiga lokasi nuklir utama Iran.
Pada hari Senin, Iran meluncurkan rudal balistik ke Pangkalan Udara Al Udeid milik militer AS di Qatar sebagai balasan, yang memicu kekhawatiran baru akan konflik regional yang lebih luas.[Sdz]
