Chanelmuslim.com – Rasulullah pernah menegur sahabatnya yang shalih dan ahli ibadah. Orang shalih, ahli ibadah dan senantiasa bertobat yangditegur tersebut Abdullah bin Amr bin Ash. Inilah kisah ahli ibadah yang ditegur Rasulullah.
Ayahnya adalah mahaguru dalam kecerdasan, tipu muslihat dan siasat.
Abdullah bin Amr juga mahaguru dalam ibadah dan zuhud. Semua waktu dan hidupnya dicurahkan hanya untuk ibadah. la benar-benar telah merasakan manisnya Iman dan ibadah, hingga seluruh waktu yang terbentang di malam dan siang hari tidak cukup untuk ibadahnya.
la lebih dulu masuk Islam daripada ayahnya. Sejak ia masuk Islam dan bersumpah setia kepada Rasulullah, bersamaan dengan hatinya yang mulai bercahaya bagai pagi hari oleh cahaya Allah dan cahaya ketaatannya, sejak saat itu, ia fokus pada Alquran yang turun secara bertahap. Setiap ayat yang turun, langsung dihafalnya. Sehingga, ketika Alquran telah turun dengan sempurna, ia telah hafal semuanya. la tengah menghafal Alquran bukan sekadar untuk menghafal karena daya ingatnya sangat kuat, melainkan karena ia ingin memupuk jiwanya. Setelah itu, ia ingin menjadi hamba yang taat, menghalalkan yang Alquran halalkan, mengharamkan yang diharamkan Alquran dan nenyambut semua seruannya. Setelah itu, ia senantiasa membaca dan nerenungkan isinya; menjelajahi taman-tamannya yang indah; tersenyum oleh kegembiraan yang dikabarkan dan menangis oleh ancaman yang diberitakan.
Abdullah telah ditakdirkan Allah menjadi orang yang suci dan ahli badah. Tidak satu pun kepentingan duniawi yang mampu menjauhkannya dari takdir itu. Apabila pasukan Islam berangkat ke medan laga mtuk menghadapi orang-orang kafir yang memerangi Islam, kita akan melihat Abdullah berada di barisan terdepan, berharap mendapatkan kesyahidan. la benar-benar ingin mati sebagai syahid.
Jika peperangan telah usai, di mana kita akan menemuinya?
Di masjid atau di mushalla rumahnya. Siang hari berpuasa dan malam hari dipergunakan untuk qiyamullail. la tidak pernah membicarakan urusan duniawi meskipun bukan yang terlarang. Yang keluar dari bibirnya hanyalah zikir, bacaan Alquran, tasbih, tahmid dan istigfar.
Untuk mengetahui betapa tingginya tingkat ibadah Abdullah, kita bisa melihat sikap Rasulullah yang terpaksa ikut campur dalam urusan ini agar Abdullah tidak berlebihan dalam beribadah.
Jika kehidupan Abdullah bin Amr diibaratkan mata Gang, maka satu sisinya melambangkan tingkatan ibadah dan kebaikan paling tinggi, sedangkan sisi yang satunya melambangkan sikap tidak berlebih-lebihan dalam mencapai tingkat kesempurnaan itu, agar semangat dan cita-cita masih tetap ada, dan agar kesehatan tubuh terjaga.
Rasulullah saw. telah mengetahui bahwa Abdullah bin Amr bin Ash menjalani hidupnya hanya dalam satu irama. Jika tidak dihabiskan di medan perang, maka dari pagi hingga datang pagi berikutnya, ia habiskan untuk ibadah. puasa, shalat dan membaca Alquran. Maka, Nabi memanggilnya dan menasihatinya agar tidak berlebihan dalam ibadah.
“Aku dengar, kamu selalu puasa di slang hari dan menghabiskan seluruh malam untuk qiyamullail tanpa tidur? Sebenarnya, cukup bagimu berpuasa tiga hari dalam sebulan,” ujar Rasulullah.
Abdullah menjawab, “Aku kuat melakukan lebih dari itu.”
Rasulullah kemudian berkata, “Cukup bagimu berpuasa dua hari dalam sepekan. ”
“Aku kuat melakukan lebih dari itu.
“kalau begitu, lakukan puasa yang paling utama, yaitu puasa Nabi Daud. Sehari puasa dan sehari berbuka… Aku juga tahu kalau kamu mengkhatamkan Alquran dalam semalam. Aku khawatir nanti kamu diberi usia panjang lalu kamu jadi bosan membacanya. Khatamkan dalam sepuluh hari, atau dalam tiga hari… Aku ini berpuasa dan juga berbuka. Aku shalat dan juga tidur. Aku juga menikahi wanita. Barangsiapa tidak suka dengan sunahku, dia tidak termasuk golonganku.”
Dan benarlah, Abdullah bin Amr dikaruniai usia panjang. Ketika usianya sudah tua dan tubuhnya mulai renta, ia selalu teringat nasihat Rasulullah tersebut, lalu berkata, “Seandainya saja dulu aku menerima keringanan yang diberikan Rasulullah.”
Rasulullah adalah uswah, teladan tetapi juga mengajarkan bagaimana agar tidak berlebihan dalam setiap hal, bahkan dalam ibadah sekalipun. []
Sumber : Biografi 60 Sahabat Nabi, Penerbit Al Itihsom