KETIKA hukum syariat disingkirkan dan peranannya dikebiri, satu-satunya aturan yang berlaku di tengah kaum muslimin adalah aturan sekuler yang murni berdasarkan akal belaka.
Akal manusia sangat terbatas, dipengaruhi oleh hawa nafsu dan gotaan setan. Akibatnya, aturan dan hukum dibuat untuk memuaskan kepentingan hawa nafsu belaka.
Dampak negatifnya langsung terlihat, yakni pemuasan nafsu syahwat seluas-luasnya dan sebebas-bebasnya.
Perzinaan, homoseksual dan aboris terjadi secara terang-terangan dan dilindungi oleh undang-undang. Segala sarana pengantarnya tersedia dengan mudah, sejak dari lokalisasi pelacuran, hotel mesum, pornografi, diskotik dan kelab malam, musik dan nyanyian yang mengumbar aurat dan lain sebagainya.
Baca juga: Mengingkari Kemungkaran dengan Perkataan yang Baik
Kemungkaran Merajalela Saat Syariat Disingkirkan
Perjudian dari mulai tukang becak dipinggir jalanan hingga hotel berbintang lima senantiasa dipertahankan dan digalakkan, dengan alasan mencapai target pendapatan daerah atau negara.
Minuman keras dan narkotika mencengkeram perkotaan dan merambah pedesaan.
Perampokan, pembunuhan, pencurian, penyuapan, dan korupsi sudah menjadi berita harian, sehingga nyaris tidak bisa ditanggulangi lagi.
Beberapa hadis berikut ini dapat menjelaskan betapa berbahaya pengabaian terhadap nilai-nilai Islam:
Dari Imran bin Hushain bahwasanya Rasulullah bersabdah, “Di tengan umat ini (pada akhir zaman) akan terjadi penenggelaman ke dalam bumi, hujan batu, dan pengubahan rupa wajah.”
Seorang sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, kapan hal itu akan terjadi?” Beliau menjawab, “Apabila musik dan biduanita telah merajalela, dan khamr telah diminum secara luas.”
Dari Abu Malik Al-Asy’ari bahwasanya Rasulullah bersabdah.
“Pasti akan terjadi pada umatku, orang-orang yang menganggap halal perzinaan, sutra, khamr, dan musik. Dan sungguh, akan ada orang-orang yang mendalami villa-villa mewah di gunung.
Seorang penggembala ternak mereka senantiasa menggembalakan ternak di waktu pagi dan membawanya pulang di waktu sore.
Saat mereka sedang menikmati kemewahan tersebut, seorang pengemis datang meminta-minta, maka mereka menjawab, “Kembalilah kamu kepada kami besok pagi!”
Lantas, Allah menimpakan azab kepada mereka pada malam harinya dengan menimpakan gunung kepada sebagian mereka dan mengubah sebagian yang lain menjadi kera dan babi hingga hari kiamat.”
Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabdah,
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, umat ini tidak akan punah, sampai ada laki-laki mendatangi perempuan, lantas menyetubuhinya di jalanan.
Maka orang yang terbaik pada saat itu adalah orang yang mengatakan, “Alangkah baiknya jika kamu melakukannya di balik tembok ini.”
Demikianlah gambara masa kini, saat hukum syariat diabaikan maka kemaksiatan dinormalisasi. Naudzubillahi min dzalik. [Ln]
Sumber: Buku Zikir Akhir Zaman oleh Abu Fatiah Al-Adnani