KEMENANGAN Erdogan yang terulang. Ahad (28/5) Turki mengumumkan hasil sementara pemilu presiden putaran kedua yaitu 52.14% untuk kubu Erdogan.
Ketua Lembaga resmi penyelenggara pemilihan umum di Turki atau Ketua Dewan Pemilihan Tertinggi (YSK) Negara Ahmet Yener pada Ahad (28/5), telah memastikan calon kandidat presiden dari petahana Recep Tayyip Erdogan terpilih kembali sebagai presiden Turki.
Hal itu disampaikan Ahmet Yener melihat hasil sementara pemilu presiden putaran kedua. Erdogan mendapatkan 52.14%, sementara lawannya Kemal Kilicdaroglu mendapat 47.86%.
Barat salah prediksi dan tak berhasil menggiring opini penduduk Turki. Sementara, Muslim di dunia bisa bernafas lega, mengiringi ucapan Hamdalah yang dideraskan di mana-mana.
Allah sudah tetapkan takdirnya, memberikan kemenangan pada yang berhak: Recep Tayyip Erdogan kembali bisa melaksanakan tugasnya selama 5 tahun ke depan.
Mengapa kemenangan ini begitu penting bagi umat Islam? Penulis buku Journey to the Light Uttiek M. Panji Astuti mengulas mengenai hal ini.
Masih segar dalam ingatan bagaimana rezim Attaturk merenggut kehormatan Muslimah Turki dengan memaksa mereka menanggalkan hijabnya.
Mereka tak boleh mengenakannya di kantor-kantor pemerintah, kampus, sekolah dan tempat-tempat penting lainnya.
Banyak korban berjatuhan. Dipersekusi, diintimidasi, kehilangan pekerjaan dan sebagainya.
Termasuk Emine Erdoğan, istri Erdogan, yang tak bisa mendampingi suaminya karena tak diizinkan masuk ke gedung-gedung negara tersebab hijabnya.
Begitupun dua putrinya, Esra Erdoğan, Sümeyye Erdoğan, yang harus bersekolah di luar negeri demi mempertahankan hijabnya.
Baca Juga: Erdogan yang Didemo, Al-Quran yang Dibakar
Kemenangan yang Terulang
Tak hanya mengembalikan kehormatan Muslimah. Ia juga mengulurkan tangan bagi saudara-saudara Muslim yang teraniaya dari berbagai belahan dunia: Suriah, Palestine, Uighur, Khasmir dan banyak lagi lainnya.
Dalam berbagai kesempatan, ia menegaskan, “Mereka adalah saudara-saudara Muslim kita. Kita akan kembalikan ke negaranya, manakala situasi di sana sudah aman. Mereka pun sebenarnya ingin pulang.”
Terbaru, ia pasang badan menghadang keinginan negara Swedia yang begitu bernafsu ingin bergabung dengan NATO, karena negara tersebut mengizinkan politikus Rasmus Paludan membakar Alquran.
“Swedia seharusnya jangan berharap dukungan dari kami untuk [keanggotaan] NATO,” tegasnya.
View this post on Instagram
Puncak dari semua itu, Sang Muadzin Istanbul berhasil mengembalikan kumandang adzan dari Masjid Aya Sofya setelah dibungkam selama 85 tahun. Masjid yang menjadi simbol kemenangan Islam.
Bukan kebetulan kalau kemenangan Erdogan pada 29 Mei hari ini, bertepatan dengan kemenangan leluhurnya, Sultan Muhammad Al Fatih, saat membuka gerbang Konstantinopel 570 tahun lalu.
Pijar nyala kembang api di Istanbul semalam seakan mengingatkan pada dentuman meriam yang ditembakkan pasukan terbaik dengan pemimpin terbaiknya.
Sungguh, sebuah kemenangan yang terulang!
“Katakanlah, wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki.
Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [QS Ali Imran 26-27].[ind]