SEPERTI apa kebahagiaan dalam pandangan Islam? Sebagian orang mungkin memandang bahwa kebahagiaan itu mempunyai banyak harta, atau jabatan, atau bisa bepergian ke mana saja.
Dipuja-puja atau dicintai oleh semua orang. Padahal, tidak seperti itu menurut Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam.
Baca Juga: Ketahui Kebahagiaan dan Keberkahan Ramadan agar Ibadah Puasa Tidak Terasa Berat
Kebahagiaan dalam Pandangan Islam
Nabi adalah orang paling bahagia di muka bumi meski hidup sederhana. Meski beliau kadang dihina. Beliau paling lapang dadanya.
Dalam akun Facebooknya, Ustazah Kingkin Anida menuliskan bahwa kebahagiaan itu adalah ketika merasakan dada yang lapang, harta yang halal dan berkah, ringan melangkah untuk berjihad di jalan Allah, gemar ibadah, istri yang sholihah, anak anak yang soleh, tetangga yang baik, dan kendaraan yang nyaman, serta hati yang pandai bersyukur dan bersabar.
“Dua hal apabila dimiliki oleh seseorang dia dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersyukur dan sabar. Dalam urusan agama (ilmu dan ibadah) dia melihat kepada yang lebih tinggi lalu meniru dan mencontohnya.
Dalam urusan dunia dia melihat kepada yang lebih bawah, lalu bersyukur kepada Allah bahwa dia masih diberi kelebihan,” (HR. Tirmidzi)
Ibnu Qoyyim berpesan: “Ibadah kepada Allah, mengenal, tauhid dan syukur kepada-Nya itulah sumber kebahagiaan hati setiap insan.”
Dan yang paling hakiki itu adalah kebahagiaan di akhirat nanti. Jangan sampai kita tidak mendapatkannya :
يَوۡمَ يَأۡتِ لَا تَكَلَّمُ نَفۡسٌ إِلَّا بِإِذۡنِهِۦۚ فَمِنۡهُمۡ شَقِيّٞ وَسَعِيدٞ
_Ketika hari itu datang, tidak seorang pun yang berbicara, kecuali dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang sengsara dan ada yang berbahagia_ (Surat Hud, Ayat 105).
Mendapatkan surga itulah kebahagiaan paling puncak dari semua kenikmatan.
۞وَأَمَّا ٱلَّذِينَ سُعِدُواْ فَفِي ٱلۡجَنَّةِ خَٰلِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ إِلَّا مَا شَآءَ رَبُّكَۖ عَطَآءً غَيۡرَ مَجۡذُوذٖ
“Dan adapun orang-orang yang berbahagia, maka (tempatnya) di dalam surga; mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tidak ada putus-putusnya.” (Surat Hud, Ayat 108).
Untuk sebuah kebahagian hakiki, maka kuncinya ada pada ibadah yang khusyu’. Semata mata karena Allah saja. Baik ibadah dalam pengertian umum maupun khusus.
إِنَّنِيٓ أَنَا ٱللَّهُ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعۡبُدۡنِي وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ لِذِكۡرِيٓ
“Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat Aku.”
(Surat Tha-Ha, Ayat 14)
Mereka yang khusyu’ dalam ibadahnya bakal meraih kebahagiaan. Sebagaimana Maryam yang beribadah di mihrab, lalu mendapat rezki dari Allah Subhanallahu Wa Taala:
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٖ وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنٗا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّاۖ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيۡهَا زَكَرِيَّا ٱلۡمِحۡرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزۡقٗاۖ قَالَ يَٰمَرۡيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَاۖ قَالَتۡ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ إِنَّ ٱللَّهَ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ
‘Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah), dia dapati makanan di sisinya.
Dia berkata, “Wahai Maryam! Dari mana ini engkau peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan.”
(Surat Ali ‘Imran, Ayat 37)
Jadi marilah kita melakukan amalan ahli syurga sebagaimana termaktub dalam Al Qur’an surat Al Mukminin ayat 1 sampai 9.
Berbahagialah, karena sholat akan menjadikan :
1. Hati kita tenang
2. Hidup mudah rizki berlimpah
3. Hidup jadi baik
4. Doa-doa diijabah
5. Pekerjaan sukses/berkah
Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan:
Allah ta’ala pasti tahu bahwa aku tidak pernah melihat seorang pun yang lebih bahagia hidupnya daripada beliau.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.
Padahal kondisi kehidupan beliau sangat susah jauh dari kemewahan dan kesenangan duniawi. Bahkan sangat memprihatinkan, ditambah lagi dengan siksaan dan penderitaan yang beliau alami.
Di jalan Allah Ta’ala beliau mengalami siksaan dalam penjara, ancaman dan penindasan dari musuh-musuh beliau.
Bersamaan dengan itu semua aku dapati bahwa beliau adalah termasuk orang yang paling bahagia hidupnya, paling lapang dadanya, paling tegar hatinya, dan paling tenang jiwanya.
Terpancar pada wajah beliau sinar kenikmatan hidup yang beliau rasakan.
Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah) jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka prasangka buruk, atau ketika kami merasakan kesempitan hidup, kami segera mendatangi beliau untuk meminta nasehat.
Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasehat beliau serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang tegar yakin dan tenang.
مَنۡ عَمِلَ صَٰلِحٗا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَلَنُحۡيِيَنَّهُۥ حَيَوٰةٗ طَيِّبَةٗۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ
“Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
(Surat An-Nahl, Ayat 97)
Insyaa Allah kebahagiaan akan berlimpah ruah. Dengan memastikan bahwa kita melakukan amalan ahli surga dan selalu melakukan kebaikan. [Cms]