LAKUKANLAH langkah praktis berikut agar anak gemar bersedekah. Tips ini disampaikan oleh Pengajar Al-Qur`an, Sirat Rizhqi P.. Dengan segala keutamaannya, sedekah menjadi amal yang harus ditularkan, diajarkan dalam hal semangat (spirit) maupun praktik.
Maka, yang paling berhak mendapatkan pengajaran ini adalah keluarga; suami kepada istri dan sebaliknya, orang tua kepada anak, kakak kepada adik dan sebaliknya.
Baca Juga: Tanya Jawab tentang Zakat dan Sedekah
3 Langkah Praktis agar Anak Gemar Bersedekah
Allah memberikan instruksi yang indah didalam QS At Tahrim ayat yang ke-6, “Dan jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka ..”
Jelas objek perintahnya, jelas subjek penerimanya. Perintahnya adalah menjaga diri, kaitannya dengan segala bentuk ketaqwaan. Dan yang diseru setiap insan untuk memberi nasihat, terutama kepada keluarganya.
Tulisan kali ini membahas pengajaran sedekah kepada anak. Anak memiliki jiwa yang masih terjaga dalam fitrah, potensi bawaan yang penurut, mudah berempati sehingga masa anak-anak adalah masa terbaik mengajarkan untuk mencintai sedekah.
Berikut 3 langkah menjadikan anak gemar bersedekah
1. Tanamkan ketauhidan kepada anak
Mengenalkan Allah sebagai pencipta, Maha Pemberi Rezeki dan segala asma dan sifat Allah adalah tugas utama orang tua.
Fondasi keimanan dibangun dengan mengenal Allah dan Rasul-Nya, kitab-Nya, malaikat-Nya, Qadha dan Qadar serta hari akhir.
Anak yang mengenal Allah akan berusaha berbuat hal yang menyenangkan-Nya. Melakukan hal yang membuat Allah ridho, di antaranya adalah gemar bersedekah.
Anak yang meyakini bahwa Allah adalah Maha Pemurah maka senang berbagi, anak yang memahami bahwa segala kenikmatan dan rezeki dari Allah akan mudah berempati.
Lalu bagaimana cara mengenalkan Allah? Salah satunya, melalui dialog imani sebagai metode mengenalkan Allah.
Dialog imani dihadirkan dalam percakapan sehari-hari, menyatu dan melekat dalam keseharian. Tujuannya adalah orang tua menghadirkan Allah dalam momen kehidupan anak.
Sebagai contoh ketika sedang memberikan makanan favorit anak, orangtua bertanya kepada anak, “Suka Nak, makanan ini, enak?” Tentu anak akan menjawab “Enak.”
Di sinilah momentum dialog iman, dialog tidak boleh berhenti sampai di sini tetapi hendaknya orangtua melanjutkan dengan menghadirkan Allah.
“Alhamdulillah, kalau suka, Allah yang memberi kita rezeki jadi kita bisa beli makanan kesukaanmu, Nak.” Atau, “Alhamdulilah, Allah memberi kita nikmat lidah yang sehat, jadi kita bisa merasakan makanan enak.”
Atau dengan redaksi lain yang intinya mengajak anak untuk mengingat kebaikan Allah.
Dalam ilmu pengasuhan terdapat momen penting yang orang tua tidak boleh lewatkan kebersamaanya bersama anak yaitu ketika anak bahagia, anak sedih, anak sakit, anak takut.
Maka, saat itulah momen terbaik menghadirkan Allah. Saat anak bahagia, kita ajak mensyukuri kenikmatan dari Allah, saat anak sedih kita ajak untuk bersabar dengan ketetapan Allah, dan seterusnya sehingga mengingat Allah dalam setiap keadaan akan menjadi kebiasaan.
Cara yang lain untuk menanamkan tauhid adalah melalui tadabur Al Quran, karena di dalam Al Quran, Allah mengenalkan diri-Nya sendiri, Allah menggambarkan sifat-Nya, Allah mengabarkan balasan-balasan untuk orang yang bersedekah, serta mencirikan orang yang bersedekah sebagai orang yang beriman.
Tadabur ini hendaklah dimulai dari surat pendek yang sudah dihafal oleh anak kita. Surat Al Ikhlas, surat Al Falaq dan surat An Nas adalah tiga surat yang paling mudah dihafal sekaligus tiga surat yang mengandung asma Allah dan sifat-Nya.
Selain itu, juga surat Al Ma’un menggambarkan orang yang mendustakan agama bisa ditadaburi sebagai pengingat agar keluarga muslim adalah keluarga yang mudah menolong sesama, terutama kepada anak yatim dan orang miskin.
2. Mengisahkan keutamaan-keutamaan bersedekah melalui cerita keteladanan para Nabi dan Rasul juga orang orang sholeh
Berkisah adalah metode terbaik dalam menanamkan nilai, berkisah juga metode mengajar Rasulullah kepada para sahabat. Bahkan, sepertiga dari Al-Qur`an adalah kisah.
Kisah Rasulullah bersedekah banyak dijumpai dalam sirah, tidak hanya kepada muslimin bahkan kepada orang kafir Rasulullah sangat pemurah.
Mengabarkan kepada anak tentang pahala-pahala yang didapatkan melalui bersedekah dengan membacakan ayat-ayat Allah dan hadist-hadist Rasulullah.
Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki dan perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS Al Hadid: 18)
3. Orang tua dan keluarga dekat memberikan teladan bersedekah
Pepatah Arab, “Ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah.” Bersedekah memerlukan amal nyata, anak memerlukan contoh nyata dalam pengamalannya.
Jika anak sering melihat bahkan dilibatkan dalam kegiatan bersedekah, maka akan tumbuh rasa cinta bersedekah.
Melibatkan anak-anak dengan usia yang lebih besar tujuh tahun ke atas dalam proyek dakwah, akan membentuk jiwa berkorban sehingga kelak ia akan dengan penuh kerelaan menyedekahkan harta, waktu, tenaganya.
Orang tua hendaknya mendorong anaknya untuk menyisihkan uang saku untuk berinfak. Sebagai penyemangat orang tua memberikan hadiah atau apresiasi kepada anak yang rajin berinfak.
Sungguh beruntung orangtua yang memiliki cita cita mempunyai anak yang gemar bersedekah, dan beruntung orangtua yang segera mewujudkan dengan istiqomah memberi teladan dan pengajaran.
Diawali dari menanamkan tauhid disertai dengan mengajarkan keteladanan Rasulullah saw dan utamanya teladan dari orang tua dan keluarga terdekat maka InsyaAllah keluarga muslim akan memiliki anak anak yang gemar bersedekah.
Wallahu ‘alam bi showab
[ind/Cms]