DALAM Al Quran, Allah Ta’ala menceritakan karakter Bani Israel begitu jelas.
Dari situ, kita bisa memahami anak cucu mereka di zaman ini pun tidak jauh beda dengan nenek moyangnya.
1. Mencampurkan Antara Haq dan Bathil
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَا تَلْبِسُوا الْحَـقَّ بِا لْبَا طِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَـقَّ وَاَ نْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
“Dan janganlah kamu campur adukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah) kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya.” (QS. Al-Baqarah: 42).
Para mufassir mengatakan “kebenaran” dalam ayat ini adalah kitab suci yang diturunkan kepada mereka.
Sedangkan “kebatilan” adalah pemikiran yang mereka rekayasa sendiri.
Sedangkan kebenaran yang mereka sembunyikan adalah berita tentang kenabian Nabi Muhammad yang tertera dalam kitab mereka.
2. Menyuruh kebaikan tapi melupakan diri sendiri
Allah Ta’ala berfirman:
اَتَأْمُرُوْنَ النَّا سَ بِا لْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ اَنْفُسَكُمْ وَاَ نْتُمْ تَتْلُوْنَ الْكِتٰبَ ۗ اَفَلَا تَعْقِلُوْنَ
“Mengapa kamu menyuruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedangkan kamu melupakan dirimu sendiri, padahal kamu membaca Kitab (Taurat)? Tidakkah kamu mengerti?” (QS. Al-Baqarah: 44).
Menurut Syaikh As Sa’di, Ketika itu, Bani Israil memerintahkan manusia untuk taat kepada Allah dan bertakwa kepadaNya dengan berbuat baik, namun mereka melakukan yang sebaliknya, kemudian Allah yang Maha Agung dan Maha Tinggi menegur mereka.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Ada pula mufassir yang mengatakan ini teguran buat pada pendeta Yahudi yang memerintahkan manusia untuk mentaati Allah dengan mengimani Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tapi begitu datang Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam justru mereka menolaknya.
3. Kufur terhadap nikmat
Banyak sekali nikmat-nikmat Allah Ta’ala berikan kepada mereka; diselamatkan dari kejaran pasukan Fir’aun, diangkat kedudukan mereka di atas semua bangsa dengan diutusnya para nabi dari keturunan mereka sendiri, diberikan makanan dan minuman yang lezat, dan diberikan Taurat untuk pedoman hidup, tapi justru mereka menyembah patung sapi.
Allah Ta’ala berfirman:
وَاِ ذْ وٰعَدْنَا مُوْسٰۤى اَرْبَعِيْنَ لَيْلَةً ثُمَّ اتَّخَذْتُمُ الْعِجْلَ مِنْۢ بَعْدِهٖ وَاَ نْـتُمْ ظٰلِمُوْنَ
“Dan (ingatlah) ketika Kami menjanjikan kepada Musa empat puluh malam. Kemudian, kamu (Bani Israil) menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sesembahan) setelah (kepergian)nya dan kamu (menjadi) orang yang zalim.” (QS. Al-Baqarah: 51).
Ayat ini menceritakan pemenuhan janji dari Allah Ta’ala dengan diberikannya Taurat untuk mereka yang Allah Ta’ala turunkan kepada Nabi Musa ‘Alaihissalam selama empat puluh hari empat puluh malam.
Tapi ketika Nabi Musa ‘Alaihissalam pergi untuk memperoleh Taurat tersebut, Bani Israel malah membuat patung anak sapi lalu mereka menyembahnya.
Karakter dan Kejahatan Bani Israel Menurut Al Quran (1)
4. Keras Kepala
Semua nikmat untuk mereka dan tanda-tanda kebesaran Allah Ta’ala sudah terpampang begitu jelas di hadapan mereka, mereka tetap tidak mau beriman dan percaya kecuali melihat Allah Ta’ala dengan mata kepala sendiri.
Allah Ta’ala berfirman:
وَاِ ذْ قُلْتُمْ يٰمُوْسٰى لَنْ نُّؤْمِنَ لَـكَ حَتّٰى نَرَى اللّٰهَ جَهْرَةً فَاَ خَذَتْكُمُ الصّٰعِقَةُ وَاَ نْتُمْ تَنْظُرُوْنَ
“Dan (ingatlah) ketika kamu (Bani Israel) berkata, “Wahai Musa! Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan jelas,” maka halilintar menyambarmu, sedang kamu menyaksikan.” (QS. Al-Baqarah: 55).
Dalam Tafsir Al Muyassar dijelaskan, “Dan ingatlah ketika kalian berkata “Wahai Musa Kami tidak akan mempercayai bahwa perkataan yang kami dengar darimu adalah Firman Allah, hingga kami dapat melihat Allah dengan mata kami.
Maka turunlah api halilintar dari langit yang kalian dapat melihatnya dengan mata kalian secara langsung, maka api itu membinasakan kalian akibat dosa dosa kalian dan kelancangan kalian terhadap Allah ‘Azza Wa Jalla”.
Baca juga: Pengkhianatan dan Pengusiran Bani Musthaliq
5. Rakus bin Serakah
Allah Ta’ala telah menyediakan banyak kepada mereka makanan, manna dan salwa, bahkan dibuat teduh di atas mereka di naungi awan.
Diberikan pula 12 mata air agar masing-masing kabilah Bani Israel yang berjumlah 12 mendapatkannya tanpa berebut dengan yang lainnya, tapi masih belum puas dan minta yang lainnya.
Allah Ta’ala berfirman:
وَاِ ذْ قُلْتُمْ يٰمُوْسٰى لَنْ نَّصْبِرَ عَلٰى طَعَا مٍ وَّا حِدٍ فَا دْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْبِۢتُ الْاَ رْضُ مِنْۢ بَقْلِهَا وَقِثَّـآئِهَا وَفُوْمِهَا وَعَدَسِهَا وَ بَصَلِهَا ۗ قَا لَ اَتَسْتَبْدِلُوْنَ الَّذِيْ هُوَ اَدْنٰى بِا لَّذِيْ هُوَ خَيْرٌ ۗ اِهْبِطُوْا مِصْرًا فَاِ نَّ لَـکُمْ مَّا سَاَ لْتُمْ ۗ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَا لْمَسْکَنَةُ وَبَآءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ ۗ ذٰلِكَ بِاَ نَّهُمْ كَا نُوْا يَكْفُرُوْنَ بِاٰ يٰتِ اللّٰهِ وَيَقْتُلُوْنَ النَّبِيّٖنَ بِغَيْرِ الْحَـقِّ ۗ ذٰلِكَ بِمَا عَصَوا وَّكَا نُوْا يَعْتَدُوْنَ
“Dan (ingatlah), ketika kamu berkata, “Wahai Musa! Kami tidak tahan hanya (makan) dengan satu macam makanan saja maka mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah.” Dia (Musa) menjawab, “Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota, pasti kamu akan memperoleh apa yang kamu minta.” Kemudian, mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan dan mereka (kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka dan melampaui batas.” (QS. Al-Baqarah: 61).
Allah Ta’ala telah memberikan mereka makanan yang baik; manna dan salwa, yg keberadaannya begitu mudah di dapatkan.
Tapi justru mereka minta jenis yg lain yang kualitasnya lebih rendah.
Akhirnya karena kufur nikmat dan keserakahan itu Allah Ta’ala timpakan kepada mereka kemiskinan dan kehinaan.[Sdz]
Sumber: Serambi Ilmu dan Faidah