JADILAH danau bukan gelas. Ada sebuah cerita suatu media yang memiliki hikmah yang baik untuk dijadikan bahan pelajaran.
Motivator dari Rumah Pintar Aisha Randy Ariyanto W. menceritakan untuk para pembaca ChanelMuslim.com, begini ceritanya.
Seorang guru Sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung. Kenapa kau selalu murung Nak? Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini?
Sang guru bertanya. Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya, jawab sang murid muda. Sang guru terkekeh.
Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu. Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat.
Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.
Coba ambil segenggam garam itu dan masukkan ke dalam segelas air, kata sang guru. Setelah itu coba kamu minum airnya sedikit.
Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin. Bagaimana rasanya? Tanya sang guru.
Asin dan perutku jadi mual, jawab si murid dengan wajah masih meringis. Sang Guru tersenyum melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.
Baca Juga: Ilmu dari Segelas Air
Jadilah Danau Bukan Gelas
Sekarang kamu ikut aku. Sang guru membawanya ke danau di dekat mereka. Ambil garam yang tersisa dan tebarkanlah ke danau.
Si murid menebarkan segenggam garam sisa ke danau tanpa bicara apapun. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin di mulutnya, tapi tak dilakukannya.
Tak sopan rasanya meludah di hadapan Guru.
Sekarang coba kamu minum air danau itu, kata sang guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau.
Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau dan meminumnya.
Ketika air dingin segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya, Bagaimana rasanya?
Segar, segar sekali, kata si murid sambil mengelap bibirnya. Tentu saja air danau ini berasal dari sumber mata air di atas sana.
Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah. Terasakah rasa garam yang kau taburkan? tanya sang Guru.
Tidak sama sekali, kata si murid sambil mengambil air minumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum dan membiarkan muridnya mengambil minum sampai puas.
Nak, kata sang Guru setelah muridnya selesai minum. Segala masalah dalam hidup ini seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam.
Banyaknya masalah dan penderitaan yang kau hadapi dalam hidupmu itu dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya segitu-gitu aja tidak berkurang dan tidak bertambah.
Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walau dia seorang nabi yang terbebas dari penderitaan dan masalah.
Si murid terdiam mendengarkan. Tapi Nak, rasa ‘asin’ dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya ‘qalbu’ (hati) yang menampungnya.
Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, Berhentilah Menjadi Gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu sebesar danau.
Bagaimana dengan cerita di atas? Apakah engkau tahu apa makna dari cerita itu? Setiap orang pastilah memiliki masalah.
Tidak ada seorang pun manusia yang hidup di negeri dunia ini yang terbebas dari masalah.
Kamu tahu, besar kecilnya masalah itu sangat tergantung dari penyikapanmu terhadap masalah itu.
Ada seseorang yang mendapatkan masalah kecil tapi orang tersebut menyikapi berlebihan maka masalah itu pun menjadi besar.
Sebaliknya ada orang yang mendapatkan masalah yang cukup besar tapi dia mampu menyikapi masalah itu secara sederhana maka masalah itu akan mengecil.
Satu hal yang penting, bahwa Allah tidak akan membebani masalah yang di luar batas kemampuan manusia.
Maka, kamu harus belajar memperluas hati dan memperbesar jiwa, senantiasa belajar untuk meningkatkan kesabaran.
Kamu senantiasa belajar untuk lebih pandai bersyukur dan bertawakal.
Kamu juga perlu belajar untuk menjadi bijak, menahan marah, menghilangkan kekecewaan serta mengubur rasa iri, dan benci.
Belajar untuk menghapus masalah yang sepele dan menyederhanakan masalah. Sulit. Iya semua itu sulit. Saya juga merasakan.
Minimal kamu berkomitmen dulu. Minimal kamu menjadi lebih baik. Ingatlah cerita tadi.
Kamu harus menjadikan hati seluas danau bukan secangkir gelas, agar kamu tidak terlalu merasakan asinnya masalah kehidupan.[ind]