ChanelMuslim.com – Empat Makna Konsep Diin dalam Islam dipaparkan oleh Direktur Institut Pemikiran Islam dan Pembangunan Insan (PIMPIN) Bandung Dr. Wendi Zarman.
Wendi memfokuskan bahasan tentang empat makna besar dari konsep Diin dalam agama Islam yang dikutip dari pendapat Prof. Syed Muhammad Naquib Al-Attas.
Baca Juga: Makna Kalimat Allah ada di Langit
Makna Konsep Utang Manusia kepada Allah
Menurut Al-Attas, konsep Diin yang pertama memiliki makna keberutangan.
“Manusia berutang kepada Allah Subhanahu wa taala, dan utang harus dikembalikan. Utang tersebut akan semakin bertambah banyak sepanjang hidupnya. Ketika manusia bersyukur, nikmat yang Allah berikan akan semakin banyak. Dan utangnya kepada Allah akan semakin bertambah juga. Orang yang merasakan memiliki utang kepada Allah akan menghayati keberadaan-Nya,” ungkap Wendi di Jakarta, Rabu (10/03/2021) dalam kuliah Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Jakarta yang ke-enam.
Wendi juga menekankan bahwa jika manusia tidak memiliki rasa keberhutangan kepada Tuhan, dia akan sulit menerima kebenaran dan susah didakwahi. Dia akan merasa tidak ada yang dapat mengatur hidupnya.
Lulusan S2 Fisika ITB itu pun menganalogikan seperti kita yang tinggal di rumah orang tua.
“Keberutangan kita kepada Tuhan, bisa dianalogikan seperti kita tinggal di rumah orang tua kita. Seharusnya jika kita merasa orang tua kita memiliki pengorbanan yang besar dan memberikan segalanya kepada kita, kita pasti merasa htang budi kepada kedua orang tua dan harus mematuhi aturan apa yang mereka perintahkan,” tambahnya.
Diin juga memiliki makna penyerahan diri
Ketika manusia sudah merasa berutang kepada Tuhan maka dia harus menyerahkan dirinya mengikuti perintah Tuhan. Penghambaan total adalah hal yang bisa dilakukan oleh manusia.
“Manusia tidak akan mampu membayar utang kepada Allah,” ujarnya.
Diin memiliki makna sebagai kuasa peradilan
Kuasa peradilan dari Allah adalah konsekuensi dari penyerahan diri kepada Allah.
Baca Juga: Ini Alasan Alquran Mengatur Konsep Berkeluarga
Diin memiliki makna konsep sebagai fitrah
Taat pada Allah adalah fitrah manusia. “Fitrah mewujudkan keadilan, yaitu ketika semua hal berada di tempat yang benar. Jika fitrah hilang, maka akan terjadi kezaliman dan kerusakan,” tutupnya.
Memaknai konsep diin, membuat salah satu peserta SPI Jakarta yang hadir saat itu juga merasakan makna yang mendalam. Menurut Qonita yang juga alumnus UIKA Bogor, konsep diin ini membuat kita semakin taat kepada-Nya.
“Materi Konsep Diin juga mengajarkan kita bahwa sebenarnya Diin adalah tentang keberutangan. Membayar utang dengan bersyukur karena diberikan kenikmatan hidup adalah ciri orang beriman. Caranya bersyukur yaitu dengan mengamalkan yang diperintahkan dan menjauhi larangan-Nya,” tutupnya. [ind/Ajeng Kurniati]