Di antara tanda ikhlas dalam menuntut ilmu. Seperti diketahui, keikhlasan sangat dibutuhkan ketika menuntut ilmu. Hal tersebut agar ilmu yang kita terima menjadi berkah dan mudah dipahami. Selain itu, agar niat kita menuntut ilmu hanya karena Allah.
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Ikhlas Ayat 1 dan 2, Allah Tempat Bergantung Segala Sesuatu
Di antara Tanda Ikhlas dalam Menuntut Ilmu
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah berkata,
يجب على طالب العلم في طلب العلم أن يخلص نيته لله عز وجل وأن لا يبالي بأن قال الناس أنه عالم أو شيخ أو أستاذ أو مجتهد أو ما أشبه ذلك لا يهمه هذا الأمر، بل لا يهمه إلا رضا الله عز وجل وحفظ الشريعة وتعليمها ورفع الجهل عن نفسه ورفع الجهل عن عبادالله حتى يكتب من الذين أنعم الله عليهم (وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَٰئِكَ رَفِيقًا.)
“Wajib bagi penuntut ilmu untuk mengikhlaskan niatnya karena Allah ‘azza wa jalla dalam menuntut ilmu agama, dan tidak peduli dengan sebutan apa dia dipanggil oleh manusia, seperti alim, syekh, ustaz, mujtahid, atau yang semisalnya. Hal ini tidak penting baginya.
Tidaklah yang terpenting baginya melainkan rida Allah ‘azza wa jalla, menjaga dan mengajarkan syariat, serta mengangkat kebodohan dari dirinya dan hamba-hamba Allah sehingga dengan sebab itu dia termasuk golongan yang Allah anugerahi nikmat.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, ‘Barang siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, orang-orang yang jujur, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang paling baik’ (al-Nisa’: 69).”
[Cms]
Sumber:
Syarh Riyadh al-Shalihin, Jilid 4, hlm. 210.
Alih Bahasa:
Abu Fudhail Abdurrahman Ibnu Umar غفر الرحمن له.
https://t.me/alfudhail