SEBANYAK delapan pintu surga memanggil Abu Bakar. Tidak diragukan lagi, Abu Bakar adalah sahabat Nabi yang paling mulia. Ia adalah manusia paling mulia setelah para nabi dan rasul.
Umat Muhammad yang paling dalam ilmunya, paling kuat tekadnya dalam berjihad, paling bertakwa, dan paling banyak amalannya.
Baca Juga: Ar-Rayyan, Pintu Surga Khusus Orang yang Berpuasa
8 Pintu Surga Memanggil Abu Bakar
Abu Bakar adalah orang yang paling banyak sedekahnya.
Dikutip dari kisahmuslim.com, dari Umar bin al-Khattab radhiallahu ‘anhu:
“Rasulullah memerintahkan kami untuk bersedekah, maka kami pun melaksanakannya. Aku berkata: ‘Semoga hari ini aku bisa mengalahkan Abu Bakar’. Aku pun membawa setengah dari seluruh hartaku.
Sampai Rasulullah bertanya, ‘Wahai Umar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’ Kujawab, ‘Semisal dengan ini’. Lalu Abu Bakar datang membawa seluruh hartanya. Rasulullah ? lalu bertanya, ‘Wahai Abu Bakar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’
Abu Bakar menjawab, ‘Ku tinggalkan bagi mereka, Allah dan Rasul-Nya’. Umar berkata, ‘Demi Allah, aku tidak akan bisa mengalahkan Abu Bakar selamanya’.” (HR. Tirmidzi).
Abu Bakar adalah orang yang dalam ilmunya dan teguh dalam berjihad. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
“Ketika Nabi wafat, dan Abu Bakar menggantikannya. Banyak orang yang kafir dari bangsa Arab. Umar berkata: ‘Wahai Abu Bakar, bisa-bisanya engkau memerangi manusia padahal Rasulullah bersabda, aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka mengucapkan laa ilaaha illallah.
Barangsiapa yang mengucapkannya telah haram darah dan jiwanya, kecuali dengan hak (jalan yang benar). Adapun hisabnya diserahkan kepada Allah.
Abu Bakar berkata, ‘Demi Allah akan kuperangi orang yang membedakan antara shalat dengan zakat. Karena zakat adalah hak Allah atas harta. Demi Allah jika ada orang yang enggan membayar zakat di masaku, padahal mereka menunaikannya di masa Rasulullah, akan kuperangi dia’.
Umar berkata, ‘Demi Allah, setelah itu tidaklah aku melihat kecuali Allah telah melapangkan dadanya untuk memerangi orang-orang tersebut, dan aku yakin ia di atas kebenaran’.” (HR. Bukhari dan Mulim).
Abu Bakar adalah seorang yang pemaaf. Diriwayatkan dari Abu Darda radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
“Aku pernah duduk di sebelah Nabi. Tiba-tiba datanglah Abu Bakar menghadap Nabi sambil menjinjing ujung pakaiannya hingga terlihat lututnya. Nabi berkata, ‘Sesungguhnya teman kalian ini sedang gundah’.
Lalu Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, antara aku dan Ibnul Khattab terjadi perselisihan, aku pun segera mendatanginya untuk meminta maaf, kumohon padanya agar memaafkan aku namun dia enggan memaafkanku, karena itu aku datang menghadapmu sekarang’.
Nabi lalu berkata, ‘Semoga Allah mengampunimu wahai Abu Bakar (sebanyak tiga kali)’. Tak lama setelah itu Umar menyesal atas perbuatannya, dan mendatangi rumah Abu Bakar sambil bertanya, ‘Apakah di dalam ada Abu Bakar?’
Namun keluarganya menjawab, tidak. Umar segera mendatangi Rasulullah. Sementara wajah Rasulullah terlihat memerah karena marah, hingga Abu Bakar merasa kasihan kepada Umar dan memohon sambil duduk di atas kedua lututnya, ‘Wahai Rasulullah, demi Allah sebenarnya akulah yang bersalah (sebanyak dua kali)’.
Maka Rasulullah bersabda, ‘Sesungguhnya ketika aku diutus Allah kepada kalian, ketika itu kalian mengatakan, ‘Engkau pendusta wahai Muhammad’. Sementara Abu Bakar berkata, ‘Engkau benar wahai Muhammad’. Setelah itu dia membelaku dengan seluruh jiwa dan hartanya. Lalu apakah kalian tidak jera menyakiti sahabatku (sebanyak dua kali)’. Setelah itu Abu Bakar tidak pernah disakiti’.” (HR. Bukhari).
Ketika mendengar Rasulullah mengbarkan tentang pintu-pintu surga, Abu Bakar radhiallahu ‘anhu pun menanggapi, “Wahai Rasulullah, Tidaklah sulit bagi seseorang untuk dipanggil dari satu pintu itu. Adakah orang yang dipanggil dari semua pintu itu?”
Nabi menjawab, “Ada. Dan aku berharap engkau termasuk dari mereka wahai Abu Bakar.” (HR. Bukhari, No. 3666).
Subhanallah, Abu Bakar menganggap mudah bagi seseorang untuk dipanggil dari satu pintu surga. Beliau mengucapkan ini bukan karena sombong dan menganggap remeh.
Namun itulah standar beliau. Menurut Abu Bakar, apabila seseorang hanya fokus pada satu amalan saja dalam mengisi hari-hari kehidupannya, maka itu adalah hal mudah.
Seseorang yang fokus hanya memperbanyak ibadah shalat saja, atau sedekah saja, atau puasa saja. Itu adalah sesuatu yang ringan dalam pembagian waktunya menurut Abu Bakar. Beliau pun bertanya kepada Rasulullah tentang yang lebih hebat lagi.
Tentang yang lebih tinggi lagi kedudukannya. Dan ternyata beliau adalah orangnya. Nabi langsung yang mengabarkan kepadanya.
Semoga Allah mengumpulkan kita bersama Rasulullah dan para sahabatnya di surga kelak.