Chanelmuslim.com – Sebagai seorang muslim tentu kita pernah mendengar atau membaca nasihat untuk yakin dan tawakal pada Allah. Bagaimanakah mewujudkan keyakinan dan tawakal itu?
Ayat-ayat yang berbicara tentang keyakinan dan tawakal antara lain:
“Dan ketika orang-orang mukmin melihat golongan-golongan (yang bersekutu) itu, mereka berkata, “Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita.” Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu menambah keimanan dan keislaman mereka. ” (QS Al-Ahzab : 22)
Cobaan yang menimpa kaum muslim kala itu saat perang Khandaq, dimana pasukan Quraisy bersekutu dengan Yahudi dan mengepung kaum muslim, tidak membuat mereka gentar. Dengan keadaan seperti itu justru kepercayaan mereka akan janji Allah semakin kuat dan mereka tunduk pada perintah Allah Ta’ala.
Dalam ayat lain diterangkan,
“(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang ketika ada orang-orang mengatakan kepadanya, “Orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,” ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab, “Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.”” (QS Ali ‘Imran : 173)
“Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak ditimpa suatu bencana dan mereka mengikuti keridaan Allah. Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS Ali ‘Imran : 174)
Allah memuji orang-orang mukmin yang mdnaati Allah dan Rasul-Nya, yaitu teror yang dilakukan oleh orang-orang kepada mereka justru menambah keimanan, keyakinan, dan kekuatan. Mereka berkata, “Hasbunallah,” artinya cukuplah Allah sebagai penolong kami. “wani’mal wakilu,” artinya, sebaik-baik pelindung segala urusan.
Tawakal hanya pada Allah, karena hanya Dialah yang Maha Hidup (Al Furqan: 58). Apa yang ada di dunia akan binasa kecuali Allah (Al Qashash: 88)
“Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.” (QS Ali ‘Imran : 159)
Maksudnya, apabila engkau telah membulatkan tekad untuk melaksanakan yang engkau inginkan setelah melakukan musyawarah, maka bertawakallah kepada Allah. Hal ini berarti, mempercayakan kepada Allah bukan kepada musyawarah.
Ayat-ayat tentang Tawakal yang sering kita dengar juga adalah,
“Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya (Allah) akan mencukupkan (keperluannya). (Ath-Thalaq: 3)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal,” (QS Al-Anfal : 2)
Mereka yang menyerahkan segala urusan mereka kepada Allah. Inilah sesungguhnya karakter orang mukmin yang sesungguhnya.
Umair bin Habib berkata, “Sesungguhnya iman dapat bertambah dan berkurang.” Ditanyakan kepadanya “Bagaimana bertambahnya iman? ” ia menjawab, “Apabila kita mengingat Allah dan memuji-Nya, maka itulah bertambahnya iman. Apabila kita lupa dan lalai kepada-Nya, maka itulah berkurangnya iman.”
Tawakal sebaik-baiknya pada Allah Ta’ala. Tawakal ketika diri ditimpa musibah dan cobaan, tidak lemah dan justru semakin yakin dan percaya pada Allah. Ketika semua urusan diserahkan pada Allah, maka bukan hasil yang sesuai dengan keinginan saja yang disyukuri, tetapi meyakini bahwa segala hal terjadi karena kehendak Allah. (w)
Sumber: Riyadhus Shalihin dan Penjelasannya, Syarah Syaikh Faishal Alu Mubarak, Takhrij Syaikh Nashiruddin Al-Albani, Ummul Qura.