SAHABAT Muslim bisa melakukan amalan dzikir yang dianjurkan setelah shalat Subuh dan Maghrib berikut. Dzikir ini mungkin saja sudah kita hafal.
Namun, apabila belum hafal, kita akan mudah dalam menghafalnya. Seperti diketahui, kebanyakan dzikir adalah bacaan yang sangat mudah kita hafal.
Oleh sebab itu, sudah seharusnya tidak ada alasan lagi untuk kita malas berdzikir.
Baca Juga: Keutamaan Memperbanyak Dzikir Yaa Dzal Jalaali Wal Ikroom
Amalan Dzikir yang Dianjurkan setelah Shalat Subuh dan Maghrib
Sebelumnya, ada sebuah pertanyaan tentang apakah dianjurkan membaca “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumit wa huwa ‘ala kulli syai’in qadir” sebanyak 10x sebelum berpaling atau mengubah posisi duduk tahiyat?
Dijelaskan bahwa hadis tersebut sanadnya diperselisihkan oleh para ulama antara yang menghasankannya dan mendho’ifkan.
Riwayat yang paling hasan menurut sebagian ulama tanpa redaksi, “Sebelum berpaling atau mengubah duduk tahiyyatnya.”
Karena riwayat yang menyebutkan itu sanadnya dho’if disebabkan oleh rowi yang bernama Syahr bin Hausyab sebagaimana yang ditegaskan oleh Syaikh Al-‘Allamah Al-Wadi’i.
Maka dianjurkan melafalkan dzikir tersebut setelah shalat shubuh dan maghrib, berlaku bagi imam dan makmum, baik setelah berpaling maupun setelah mengubah posisi duduk tahiyatnya.
Sedangkan waktu melafalkannya sebagaimana yang dijelaskan oleh para ulama yaitu setelah shalat membaca, “Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah, alloohumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaal wal ikroom.” (HR. Muslim 591)
Lalu membaca, “Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qodiir, laa hawla wa laa quwwata illaa billaah, alloohumma laa maani’a limaa a’thoyta, wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfa’u dzal jadd minkal jadd.” (HR. Al-Bukhori 844 dan Muslim 593)
Kemudian setelah itu membaca kalimat dzikir di atas sebanyak 10 kali dengan tambahan “biyadihil khoiru” seperti yang ditunjukkan dalam hadits,
لا إله إلا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد يحيي ويميت بيده الخير وهو على كل شيء قدير
“Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiit biyadihil khoiru wa huwa ‘ala kulli syai’in qodiir”
(Tiada yang berhak disembah selain Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan dan pujian. Dia lah Yang menghidupkan dan mematikan. Di TanganNya-lah seluruh kebaikan dan Dia Maha berkuasa atas segala sesuatu).
Adapun keutamaannya yaitu setiap dari satu kalimat dari dzikir tersebut ditulis baginya sepuluh kebaikan dan dihapus darinya sepuluh kejelekan, dan setiap satu kalimat seperti memerdekakan hamba sahaya, dan pada hari itu dia tidak berhak mendapat dosa selain dosa kesyirikan dan kalimat itu menjadi penjaga dirinya dari kejelekan dan gangguan syaithon.
(HR. Ahmad 25340 dan Ath-Thobaroni dalam “Al-Kabir” 23/887)
[Cms]
https://t.me/manhajulhaq