SAHABAT, di antara kita mungkin ada yang belum mengetahui tentang adab dalam berutang. Padahal, kita pada umumnya pernah punya masalah ekonomi keluarga.
Ada yang bisa mengatasinya dengan baik tanpa membebani orang lain. Tapi banyak juga yang mencari solusinya dengan hutang pada yang lebih mampu.
Bahkan tidak jarang mengambil kredit (utang) ke Bank, dan ini bentuk utang piutang yang udah lazim dilakukan di tengah masyarakat.
Tapi bagaimana dengan adabnya?? Karena masih banyak orang yang meremehkan hal ini.
Jangan pernah meremehkan soal utang piutang ini, karena memberi utang itu lebih berat dari sedekah….
Jika ia sudah bisa melawan rasa berat hati demi membantu kesulitanmu, maka jangan kecewakan dia dengan sikap yang tidak baik (abai dan lalai).
Ingatlah dulu saat berutang, saat kamu kesana kemari cari hutangan dan tidak ada yang mau membantu, bahkan saudara kandung….
Dan hanya dengan modal percaya, akhirnya dia bersedia memberimu utang.
baca juga: Tiga Alasan Berutang, Penyebab Konflik Rumah Tangga
Adab dalam Berutang
Namun jika kamu khianati kepercayaannya, maka sakitnya itu bisa sampai ulu hati….
Dan engkau akan sangat berat posisinya di hadapan Allah Subhanahu wa taala.
Adapun adab-adab utang piutang dalam Islam adalah sebagai berikut.
Jangan pernah lupa mencatat utang piutang. (QS. Al Baqarah: 282)
Jangan pernah berniat tidak melunasi utang.
“Siapa saja yang berutang, sedang ia berniat tidak melunasi utangnya, maka ia akan bertemu Allah Subhanahu wa taala sebagai seorang pencuri.” (HR. Ibnu Majah)
Punya rasa takut jika tidak bayar hutang, karena alasan dosa yang tidak diampuni dan tidak masuk surga.
“Semua dosa orang yang mati syahid diampuni, kecuali utang.” (HR. Muslim)
Jangan merasa tenang kalau masih punya utang.
“Barangsiapa mati dan masih berhutang satu dinar atau dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan (diambil) amal kebaikannya, karena di akhirat tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah)
Jika utangmu sudah jatuh tempo, jangan menunda membayar utang. Namun jika belum mampu bayar, maka perpanjanglah akad utangnya dan kabari sang pemilik uang.
“Menunda-nunda (bayar utang) bagi yang udah mampu (bayar) adalah kedzaliman.” (HR. Bukhari-Muslim)
Jangan pernah menunggu ditagih dulu baru membayar utang.
Jangan mempersulit dan banyak alasan dalam pembayaran utang.
Jangan pernah meremehkan utang meskipun sedikit.
Jangan pernah berbohong kepada pihak yang memberi utang.
Jangan pernah berjanji mau membayar pada waktu tertentu jika tidak mampu memenuhinya.
Mendoakan orang yang sudah bersedia memberimu utang.
Utang itu wajib dibayar walau tidak ditagih….
Lebih baik miskin karena membayar utang, daripada membawa utang dalam kehinaan.
Sekian pengingatan ini, semoga bisa menjadi pencerahan, dan semoga siapapun yang berutang diberikan kemudahan dalam melunasinya. Aamin.[ind]
Sumber: Oase Subuh